Bencana Angin Kencang

BPBD Badung Kewalahan Hanya dengan 60 Personel, Musibah Beruntun di Cuaca Ekstrem

Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Badung mengaku kewalahan menangani bencana yang terjadi di Gumi Keris

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Prasetya Aryawan
Petugas BPBD Tabanan saat melakukan evakuasi pohon tumbang yang menimpa pos parkir di Banjar Kedungu, Desa Belalang, Kecamatan Kediri, Tabanan, Rabu (7/11/2018) sore. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Badung mengaku kewalahan menangani bencana yang terjadi di Gumi Keris.

Kewalahan ini karena keterbatasan personel yang dimiliki.

Tidak menutup kemungkinan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini mengakibatkan sejumlah musibah terjadi kabupaten Badung.

Mulai dari pohon tumbang, tanah longsor, serta  bangunan pura roboh akibat diterjang angin kencang.

Plt. Kepala Pelaksana BPPD Badung I Wayan Wirya pun mengakui hal tersebut.

Kewalahan akibat keterbatasan personel disampaikan memang dialami BPBD Kabupaten Badung.

"Personel BPBD Badung terbatas, hanya ada 60 orang. Dengan kejadian yang beruntun seperti saat ini, personel kami kewalahan,” ucapnya, Rabu (23/1/2019).

Baca: Bandara Ngurah Rai Sambut Penerbangan Perdana Garuda Indonesia Rute London - Denpasar

Baca: Pesan Gading Marten Usai Resmi Bercerai Dari Gisella Anastasia: Jangan Jatuh Cinta Sama Gue Lagi

Namun demikian, pihaknya tetap bekerja maksimal merespon cepat segala bencana yang terjadi.

Sejauh ini, berbagai pihak juga turut terlibat dalam penanganan pasca bencana.

Mulai dari partisipasi masyarakat setempat, Linmas, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan juga forum pengurangan risiko bencana yang telah terbentuk di desa rawan bencana juga terlibat.

Selain itu, instansi pemerintah, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan penataan ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Pemadam Kebakaran dan Dinas Perhubungan juga terlibat sesuai dengan bencana yang terjadi.

Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan itu mengatakan, bila terjadi longsor maka PUPR yang bergerak dengan alat berat yang dimilikinya, bila pohon tumbang maka DLHK yang ikut terlibat.

“Di lapangan kita semua bersinergi. Juga sudah terbentuk forum pengurangan risiko bencana, kita ajak mereka untuk terlibat bila terjadi bencana di desa yang telah terbentuk forum itu maupun desa terdekat. PUPR juga menyiagakan alat berat di kecamatan Petang,” kata Wirya.

Baca: Warung Gusti Sudiana Ludes Dilalap Si Jago Merah, Kebakaran Diduga Akibat Korsleting Listrik

Baca: Bank OCBC NISP Hadirkan Konsep Premium Guest House di Bali

Deretan bencana yang terjadi beberapa hari terakhir memang cukup menyita perhatian yang mengakibatkan kerugian materi.

Namun sejauh itu, pihaknya belum bisa menyimpulkan berapa total kerugian akibat bencana yang terjadi, namun diperkirakan lebih dari seratusan juta lebih.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved