Mengapa Ada Orang yang Lebih Sering Digigit Nyamuk Sementara Lainnya Tidak? 9 Hal Ini Alasannya
Ketika demam berdarah dengue (DBD) sedang mewabah seperti ini, salah satu upaya pencegahan yang harus dilakukan adalah meminimalisasi gigitan nyamuk.

TRIBUN-BALI.COM – Ketika demam berdarah dengue (DBD) sedang mewabah seperti ini, salah satu upaya pencegahan yang harus dilakukan adalah meminimalisasi gigitan nyamuk.
Namun bagi 20 persen manusia, hal ini hampir mustahil untuk dilakukan. Pasalnya, darah mereka terasa lebih enak bagi nyamuk sehingga lebih sering digigit dibanding orang-orang pada umumnya.
Para peneliti memang belum tahu cara untuk mengubah kondisi ini, tetapi mereka telah mengetahui beberapa penyebab 20 persen manusia ini lebih sering digigit nyamuk.
Berikut paparannya:
1. Golongan darah
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Entomology pada 2014 menemukan bahwa risiko orang bergolongan darah O untuk digigit nyamuk dua kali lipat golongan darah A.
Sementara itu, orang dengan golongan darah B berada di antara kedua golongan itu.
Hal ini, menurut para peneliti, karena orang-orang bergolongan darah O dan B lebih sering mengeluarkan sinyal kimia yang menunjukkan golongan darah melalui kulit mereka.
Nyamuk pun lebih tertarik pada orang-orang yang menghasilkan sinyal kimia tersebut daripada yang tidak.
2. Karbon dioksida
-
Gejala Demam Berdarah Makin Sulit Dikenali, Berikut Cara Mendeteksi dan Mencegahnya
-
Gejalanya Hampir Sama, Ini Beda DBD Dengan Penyakit Lain, Jangan Keliru
-
DBD Merebak hingga Maret, RSUD Mangusada Tangani 46 Pasien Sepanjang Januari 2019
-
Berjalan Kaki Menuju Rumah Sakit, Ibu Hamil Ini Akhirnya Melahirkan Di Jalan
-
4 Tempat yang Sering Diabaikan dalam Pencegahan DBD padahal Bisa Menjadi Sarang Nyamuk