Teriakan Hajar dan Lawan Paedofil Menggema dari Lantai 3 Gedung DPRD Bali

Ketua Komisi 4 DPRD Bali,I Nyoman Parta di sela-sela audiensi menyatakan kesepakatan bersama bahwasanya peristiwa itu memang ada.

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Busrah Hisyam Ardans
Pertemuan Solidaritas Warga Anti Paedofilia (SWAP) dengan Komisi 4 DPRD Bali, Para Pemerhati Anak, P2TP2A, Polda Bali dan masyarakat yang peduli terhadap anak di Gedung DPRD Bali, Senin (12/2/2019) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Suara teriakan 'hajar paedofil' dan 'lawan paedofil' menggema di ruang rapat Komisi 4 Gedung DPRD Provinsi Bali, Selasa (12/2/2019) siang.

Suara tersebut berasal dari para peserta audiensi yang hadir  dalam pertemuan terbuka mengenai kasus Paedofil di Bali.

Para peserta yang hadir diantaranya Solidaritas Warga Anti Paedofilia (SWAP), Pemerhati Anak, P2TP2A, Anggota DPRD Komisi 4 DPRD dan elemen masyarakat yang turut hadir.

Usai menggelar pertemuan yang berlangsung selama dua jam lebih itu, para peserta berkumpul, berfoto bersama hingga membuat video dengan mendeklarasikan 'Hajar Paedofil dan Lawan Paedofil'.

Para peserta bersama-sama mengepalkan tangan dan memekikkan kalimat "Kita lawan paedofil, hajar paedofil, hajar paedofil, hajar paedofil dan lawan paedofil" seru mereka.

Ketua Komisi 4 DPRD Bali,I Nyoman Parta di sela-sela audiensi menyatakan kesepakatan bersama bahwasanya peristiwa itu memang ada. 

"Kita sepakat bahwa pertemuan ini ada. Kronologisnya orang-orang yang ada dalam rangkaian itu baik sebagai saksi, mendengarkan, ikut rapat, menindaklanjuti, itu ada peristiwa ini. Ada yang sudah melihat dan bertemu dengan korbannya. Sekarang tinggal pihak kepolisian yang menindaklanjuti ini," kata Parta.

Namun dia menuturkan, pengungkapan kasus paedofil yang tengah hangat dibahas ini tidak akan mudah karena ada dugaan melibatkan tokoh. 

"Tentu benar, tidak seperti kasus-kasus biasa. apalagi diduga melibatkan orang besar, lembaganya juga. Jadi momen ini kita jadikan momen mengatasi, melawan dan kita 'perang' terhadap paedofil," tutur dia.

Ia pun mengarahkan pada pihak P2TP2A Klungkung untuk memihak pada korban dan lebih serius menangani dugaan kasus tersebut.

"Khusus dari Klungkung kami harap agar lebih serius. Prinsipnya adalah hitam-putih berpihak pada korban. Komisioner harus memposisikan diri membela anak itu. Jangan malah memposisikan anak yang sudah korban disuruh harus memenuhi ini itu lagi. Nggak boleh menjadi corong pelaku dan bekerja sama dengan pelaku begitu taktiknya," tegasnya.

Pihaknya juga mendesak pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut. 

Selain itu, orang-orang yang dianggap memiliki informasi akan diundang ke Polda Bali.

"Prinsipnya kami mendesak kepolisian segera mengusut tuntas dan mengungkap kasus ini. Orang-orang yang dianggap memiliki cukup informasi diundang ke Polda Bali. Kita berharap kasus ini mengemuka sehingga tidak ada lagi peristiwa semacam ini," terang Nyoman Parta menutup acara tersebut.

Seperti diketahui sebelumnya, kasus dugaan tindak pidana paedofilia yang terjadi di sebuah ashram di Klungkung, Bali, yang melibatkan seorang tokoh besar mencuat ke permukaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved