Antara Janji dan Langkah Nyata, Luhde Tak Ingin Dapat Bumerang

Meski mengaku tak memiliki kemampuan beretorika, Luhde berprinsip mengedepankan solusi daripada teori yang kaku dalam menyelesaikan persolan.

Editor: Rizki Laelani
dokumentasi Luh Gede Sri Mediastuti
Dra. Luh Gede Sri Mediastuti: Akrab disapa Bu Luhde ini, mengaku fokus pada pengabdian untuk masyarakat Bali melalui parlemen. 

Antara Janji dan Langkah Nyata, Luhde Tak Ingin Dapat Bumerang. Fokus pada pengabdian untuk masyarakat Bali melalui parlemen.

TRIBUN-BALI.COM - Dra Luh Gede Sri Mediastuti atau yang akrab disapa Bu Luhde ini, mengaku fokus pada pengabdian untuk masyarakat Bali melalui parlemen.

Meski mengaku tak memiliki kemampuan beretorika, Luhde berprinsip mengedepankan solusi daripada teori yang kaku dalam menyelesaikan persolan yang dihadapi masyarakat.

"Saya berbuat untuk masyarakat Bali. Memang kurang terampil dalam berbicara, tapi saya sudah mendapat kepercayaan untuk duduk di legislatif," sebutnya dalam rilis yang diterima Tribun-Bali.com, Sabtu (16/2/2019).

"Kepercayaan itu saya perjuangkan. Itu amanah masyarakat Bali dan harus dipertanggungjawabkan."

"Jika saya hanya duduk-duduk dan mengumbar omongan dan janji-janji manis tanpa ditepati, tentunya hal ini menjadi bumerang bagi karier politik saya. Jadi saya pilih merealisasikan janji dengan bekerja bukan dengan banyak bicara," jelasnya.

Luhde menekankan, turun langsung ke bawah (masyarakat), dirinya tahu secara saksama berbagai problem masyarakat yang diwakilinya.

“Dengan begitu saya mudah untuk menginventarisir problem yang dihadapi masyarakat dan menyampaikan hal tersebut ke pemerintah Kabupaten Badung,” ungkapnya.

Dalam pengabdiannya pada periode 2014-2019, Luhde mengklaim banyak yang sudah dikejarkan dan diperjuangkan.

Luhde pun berharap bisa diberi kesempatan kembali melanjutkan langkah dan perjuangan di legislatif.

“Jika masyarakat Kuta masih percaya sama saya, artinya melanjutkan perjuangan ini."

"Seperti perjuangan untuk penataan di Pantai Jerman agar lebih elok dan menyamai kondisi di Pantai Kuta dan Legian."

Saat ini tengan penataan yang meliputi pembangunan stage (panggung) pagelaran seni budaya dan penataan kios-kios tertata lebih apik.

Rencana berikutnya, terkait dengan penataan Pantai Jerman, diusulkan pembangunan Patung Baruna sebagai ikon pariwisata.

“Di Bukit kan ada Patung Garuda Wisnu Kencana, Pantai Pandawa ada Patung Pandawa Lima. Di Pantai Jerman diusulkan dibangun Patung Baruna,” harap Luhde.

Dia meyakini, pembangunan Patung Baruna nantinya akan semakin menjadi daya tarik bagi wistawan lokal dan mancanegara.

“Adanya Patung Baruna akan menaikkan kunjungan wisatawan ke Pantai Jerman."

"Harapan saya, Pemerintah Kabupaten Badung bisa merealisasikan pembangunan Patung Baruna, karena ini karena keinginan masyarakat setempat,” imbuhnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved