Palapa Harus Jalani Sanksi Larangan Tanding 2 Tahun, Sang Ibu Ingin AD/ART FORKI Bali Ditinjau Ulang
Palapa Maha Awatara, atlet muda berprestasi Karate Kota Denpasar dikenakan sanksi (skorsing) larangan bertanding selama 2 tahun oleh FORKI Bali
Penulis: eurazmy | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Palapa Maha Awatara, atlet muda berprestasi Karate Kota Denpasar mulai merasa enggan berlatih.
Rasa pesimis ini mulai muncul sejak dia dikenakan sanksi (skorsing) larangan bertanding selama 2 tahun oleh Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Bali.
Hal ini mulai mencuat saat Palapa tengah melakoni Kejuaraan Wali Kota Cup 2019 pada Minggu (24/2/2019) kemarin.
Di tengah pertandingan, pihak panitia memberhentikan pertandingan karena Palapa diketahui sedang dalam masa skorsing.
Namun, setelah didesak pihak KKI Denpasar dan FORKI Denpasar untuk menunjukkan surat resmi skorsing, pihak panitia tidak bisa menunjukkan bukti tersebut.
Bahkan surat resmi skorsing itu tidak ada hingga saat ini.
Baca: Bupati Gianyar : Kita Punya Stadion Terbaik di Bali
Baca: Dipastikan Nyepi di Bekasi, Eko Purdjianto Minta Pemain yang Merayakan Diberi Jatah Libur
''Sehingga pertandingan saat itu tetap dilanjutkan. Bahkan Palapa menjadi juara dalam kejuaraan tersebut. Sampai saat ini pun surat skorsing resmi itu tidak ada,'' ungkap sang ibu, Retno Sulistyowati kepada awak media, Selasa (26/2/2019).
Dari informasi yang dihimpun, penerapan sanksi ini mengacu pada AD/ART FORKI Bali pasal 7 ayat 2 yang menyebutkan bahwa karateka yang pindah ke perguruan lain yang tidak mendapatkan izin dari perguruan lama tidak dapat/belum berhak mengikuti kegiatan FORKI dengan jangka waktu selama 2 (dua) tahun sebagai wujud saling menghormati antar perguruan.
Dikatakan sang ibu, keputusan skorsing per Desember 2018 dinilainya diterapkan secara sepihak tanpa mempertimbangkan banyak aspek seperti mental dan prestasi atlet misalnya.
Terlebih, kata dia, Palapa masih tergolong di bawah umur dimana kondisi mental sang anak sedang berada di usia keemasannya.
Baca: Live Streaming MNCTV Home United vs PSM Makassar-Pelatih Home United: Ini Pertandingan Sulit!
Baca: Kisah Cinta Syahrini dan Reino Barack Dari Konser Sampai Emoji Hati Warna Ungu
Sejak saat itu, berbagai langkah diupayakan kedua orang tua dalam mengkonfrontasi permasalahan ini ke berbagai pihak, terutama FORKI Bali.
Terhitung dua kali proses mediasi telah dilakukan orang tua, namun tak mendapatkan jawaban memuaskan.
Pihak FORKI Bali tetap kekeh menerapkan sanksi AD/ART ini tanpa mengkaji permasalahan secara mendalam.
''Mediasi terakhir, saya walkout karena saya rasa percuma ada dialog kekeluargaan. Bahkan mereka bilang lebih baik mengorbankan 1 orang daripada organisasi,'' ujarnya miris.
Masa sanksi selama dua tahun ini dianggap Retno kaku dan berpotensi membunuh karier prestasi para atlet.