Berita Banyuwangi
Berkat Pengelolaan Sampah Systemiq, Sampah Berkurang, BUMDes Muncar Raup Keuntungan Berlipat
Systemiq melakukan pendampingan penanganan sampah laut di Kecamatan Muncar, Banyuwangi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Sejak April 2018, Organisasi non-pemerintah (non-governmental organization/NGO) dunia, yang didanai pemerintah Norwegia dan institusi bisnis Borealis dari Austria, Systemiq, melakukan pendampingan penanganan sampah laut di Kecamatan Muncar, Banyuwangi.
Kini hasilnya, selain mengurangi sampah laut, keuntungan dari pengelolaan sampah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Muncar, mengalami peningkatan drastis.
Pengelolaan sampah yang diberi nama program STOP tersebut, kini telah berjalan satu tahun dengan mendorong peningkatan kapasitas warga desa dalam masalah pengelolaan sampah.
Dalam pengelolaan tersebut, Systemiq melibatkan BUMDes sebagai pengelola sampah.
Baca: Ketua PHDI: Ogoh-ogoh Tak Harus Dibakar, Setelah Diarak Bisa Dijual atau Dipajang Kembali
Baca: Pasca Nyepi, Jalan Raya Sempidi Terpantau Lengang
Mereka dilatih mengoptimalkan sistem pengangkutan, pengumpulan hingga pengolahan sampah.
"Hasilnya, layanan pengumpulan sampah yang dijalankan BUMDes Tembokrejo kini telah mencakup 3.214 rumah, dari awal sebelum kami masuk hanya sekitar 400 rumah," jelas Andre, Chief Delivery Officer STOP Project Systemiq.
Andre senang karena warga merespons positif adanya pengangkutan sampah ini.
Karena, menurut dia, problem sampah di Muncar sebenarnya tidak sekadar masalah perilaku.
"Namun lebih diakibatkan ketidakadaan sistem, seperti tidak adanya armada angkut. Jadi, membuang sampah ke laut itu sebenarnya karena terpaksa. Jadi, adanya 19 armada angkut sampah saat ini, bagi mereka adalah solusi," kata Andre, Jumat (8/3/2019).
Baca: Hujan Deras Saat Nyepi Sebabkan Banjir & Longsor, Pohon 15 Meter Tumbang Timpa 3 Toko di Buleleng
Baca: Dari Soeharto Yang Tak Banyak Diketahui Salah Satunya Permintaan Bu Tien Sebelum Meninggal
Andre mengatakan, di tahun pertama ini penanganan sampah difokuskan pada Desa Tembokrejo, Muncar, karena desa tersebut telah memiliki Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (TPST 3R).
“Dari awal tujuan kami memang tidak bangun TPST, namun investasi peralatan untuk akselerasi TPST yang sudah ada agar lebih efisien. Selain juga lakukan pendampingan fisik dan non fisik," kata Andre.
Di TPST Tembokrejo, sampah yang diangkut dari rumah warga lantas dipilah dan dikelola.
Sampah organik dimanfaatkan untuk kompos dan budidaya larva lalat black soldier fly.
Baca: Telkomsel Dukung Nyepi di Bali dengan Bebas Internet
Baca: Petani Sering Tak Mampu Antisipasi Risiko sehingga Hasil Panen Tak Laku Jual
Larva lalat jenis ini memiliki kemampuan mengurai sampah organik selain juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
Sementara yang nonorganik dipilah sesuai jenisnya untuk dijual.