Bukan Tak Cinta Rupiah, Pekak Tuges Blak-blakan Karyanya Lebih Dihargai Musisi Internasional

Bahkan ia pernah menjual gitar seharga USD 9.000. Penjualan menggunakan dolar ini, kata Pekak (kakek) kelahiran 7 Oktober 1952 ini,

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/ I WAYAN ERI GUNARTA
Wayan Tuges bersama gitar buatannya yang dibanderol seharga 5.000 Dolar Amerika, Senin (11/3/2019).Ditemui Tribun-Bali.com, Senin (11/3/2019), Pekak Tuges sapaannya mengatakan, setiap gitar yang dibuatnya, memang tidak pernah dijual dengan mata uang rupiah. 

Bukan Tak Cinta Rupiah, Pekak Tuges Blak-blakan Karnya Lebih Dihargai Musisi Internasional

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – USD 2.000, USD 5.000 dolar, demikian banderol harga gitar di galeri I Wayan Tuges, di Banjar Sakih, Desa Guwang, Sukawati, Bali.

Tak ada satupun gitar yang berornamen khas Bali ini, yang dibanderol dengan harga rupiah.

Bahkan ia pernah menjual gitar seharga USD 9.000. Penjualan menggunakan dolar ini, kata Pekak (kakek) kelahiran 7 Oktober 1952 ini, bukan karena tidak cinta mata uang rupiah. Tetapi, ada hal ironis di balik itu.

Ditemui Tribun-Bali.com, Senin (11/3/2019), Pekak Tuges sapaannya mengatakan, setiap gitar yang dibuatnya, memang tidak pernah dijual dengan mata uang rupiah.

Baca: Kisah Penderita Skizofrenia, 4 Kali Percobaan Bunuh Diri, Takut Wanita, hingga Lahirkan 5 Karya Buku

Baca: Anak Anda 90 Persen Pasti Diterima di Sekolah Negeri, Berikut 4 Penjelasannya Made Rida, M.Pd

Baca: Piagam PKB & SKTM tak Berlaku Lagi untuk Daftar ke SMA Negeri di Bali, Cara Ini Justru Lebih Mudah

Baca: RESMI! Boeing 737- 8 Max Dilarang Terbang untuk Sementara di Indonesia

Hal tersebut dikarenakan selama ini, gitar buatannya lebih dihargai musisi-musisi internasional.

Satu di antaranya, Walk off the Earth. “Ya, memang saya jualnya pakai dolar, saja. Sebab karya saya lebih dihargai musisi-musisi internasional. Mindset musisi kita perlu diubah, cintailah karya anak bangsa,” ujar Pekak Tuges.

Namun Tuges tak mengungkapkan maksudnya terkait musisi nasional yang kurang mencintai karya anak bangsa.

Tapi, saat disinggung apakah musisi nasional kerap menawar harga gitar atau meminta gratisan,

Pekak Tuges langsung tersenyum. “hehehe.. saya tak mau mengungkapkan itu, nanti takutnya Wayan Tuges dibilang terlalu blak-blakan,” ujarnya lalu tertawa.

Setiap gitar yang dibuatnya, tidak diselesaikan secara asal-asalan.

Artinya, ia sama sekali tidak mengejar materi, melainkan kepuasan pembeli.

Sebab gitarnya, selain digunakan untuk bermain musik, juga dipakai sebagai pajangan.

Karena itu, dalam membuat sebuah gitar, ia bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan.

“Saya kalau buat gitar, tidak pernah main-main. Harus bagus, karena itu butuh waktu lama dalam sekali buat. Sekali lagi, hargailah karya anak bangsa. Sebab saya lihat banyak musisi kita, kalau beli gitar luar negeri, harga berapapun dibeli. Tapi kalau buatan anak bangsa, ya begitulah,” ujarnya lalu tertawa. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved