Kepala BNPB Tolak Suguhan Minuman Universitas Warmadewa, Ini Sebabnya
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Doni Monardo menolak suguhan minuman dari Universitas Warmadewa
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Doni Monardo menolak suguhan minuman dari Universitas Warmadewa karena berkemasan plastik.
"Ketika saya tadi disuguhi minuman, saya katakan kepada bapak rektor, saya tidak berani lagi minum yang berasal dari air kemasan (plastik) karena sudah telanjur janji kepada diri sendiri," terangnya.
Hal itu Doni Monardo sampaikan pada saat memberikan sambutan di Universitas Warmadewa saat mendeklarasikan diri menjadi kampus siaga bencana (KSB).
Deklarasi yang dilaksanakan di Auditorium Widya Sabha Uttama Universitas Warmadewa, Kamis (28/3/2019) siang itu juga dihadiri Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin.
Dijelaskan Doni Monardo, penggunaan kemasan plastik harus mulai dikurangi saat ini karena dapat menimbulkan sampah yang luar biasa.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat Bali khususnya kampus Warmadewa untuk tidak lagi menggunakan kemasan plastik sekali pakai.
Baca: Ketut Pasek Ditikam Berkali-kali Secara Sadis hingga Tewas di TKP Gara-gara Alasan Sepele
Baca: Viral Isi Chat Rektor UNY dengan Mahasiswi, Konser Dibayar IPK, Ini Kisahnya
"Sejak saya mendeklarasikan diri menggunakan tumbler, sampai hari ini ke manapun saya pergi saya selalu membawa tumbler," jelasnya lagi.
Dicontohkan, jika penduduk di Kota Denpasar misalnya berjumlah 1 juta jiwa, lalu setiap orang menggunakan botol plastik masing-masing dua buah maka akan terdapat sebanyak dua juta botol plastik per harinya.
Jumlah itu jika dikalikan dengan 360 hari maka timbulan sampah plastik baru dari jenis botol sudah banyak sekali.
"Makanya akan semakin berat menjaga lingkungan, karena sudah pasti kemampuan tempat untuk membuang sampah atau mengelola sampah akan semakin berat karena banyak daerah menjadi tempat pembuangan sampah," jelasnya.
Bahkan saat ini banyak sungai yang ada di tengah kota sudah menjadi tempat yang kumuh dan kotor karena permasalahan sampah tersebut.
Seharusnya, kata dia, Bali yang memiliki tradisi dan keagamaan yang tinggi dengan mengusung konsep Tri Hita Karana harusnya menjadi lebih baik di antara daerah lainnya dalam penanggulan masalah lingkungan.
Keseimbangan lingkungan, terutama menjaga alam menjadi kewajiban bagi warga Bali.
Pulau Bali yang tidak terlalu besar dengan jumlah penduduk yang memadai harusnya alam di Bali ini menjadi yang terbaik bukan hanya di Indonesia tapi juga dunia.
Baca: Gara-gara Wanita ini, Racmad Pukul Kepala Gung De Hingga Bersimbah Darah, Rangkulan Dibalas Pukulan
Baca: RW 28 Jadi Surga Pria China Pilih Gadis untuk Diajak Kawin Kontrak, Mahar Jadi Pemicu