Bulan April dan Mei, Warga Tabanan Diimbau Waspadai Penyakit ini, Pemerintah Siapkan Rp 1 Miliar
Bulan April dan Mei, Warga Tabanan Diimbau Waspadai Penyakit ini, Pemerintah Siapkan Rp 1 Miliar
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN– Dinas Kesehatan Tabanan mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan serangan penyakit DBD pada bulan April dan Mei.
Sebab, pada waktu tersebut merupakan masa peralihan dari musim penghujan ke kemarau sehingga perkembangbiakan nyamuk lebih cepat.
Masyarakt keseluruhan diminta untuk tetap melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin.
Baca: Peramal Rara Meditasi di Pura Gelap Besakih, Tak Disangka Temukan Sosok yang Kerap Dimimpikannya
Selain itu, fogging dan ULV juga sudah dilakukan oleh petugas.
Menurut data yang berhasil diperoleh, total selama dua bulan ada 34 kasus yang terjadi di Tabanan.
Rinciannya, pada Januari terjadi sebanyak 8 kasus dan meningkat di bulan Pebruari menjadi 24 kasus.
Baca: Ajal Menjemput Nyawa Putu Jeki Hari ini, Remaja ini Terlempar Beberapa Meter dengan Kondisi Luka
Diperkirakan puncak serangan DBD akan terjadi pada bulan April dan Mei.
Sementara, secara umum kasus DBD di Kabupaten Tabanan mengalami penurunan setiap tahunnya.
Seperti pada tiga tahun lalu, kasus yang terjadi mencapai 800 kasus, kemudian menurun menjadi 160 kasus dan tahun 2018 lalu hanya tercatat 44 kasus positif DBD.
“Selama dua bulan sudah ada 34 kasus yang terjadi. Dan kami prediksi puncaknya terjadi sekitar bulan April dan Mei. Sehingga kami harapkan masarakat tetap menjaga kebersihan dan melakukan PSN dengan rutin,” ujar Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Ketut Nariana.
Dr Nariana menjelaskan, dari bulan Januari ke Pebruari juga telah ada peningkatan kasus yang cukup banyak.
Sehingga, Dinas Kesehatan Tabanan menindaklanjuti hal tersebut dengan menggelar fogging ke daerah atau desa yang terjadi kasus positif.
Anggaran untuk fogging dan ULV tahun 2019 senilai Rp 1 Miliar.
“Jika dibandingkan dengan kasus yang terjadi pada 2017, kasus di tahun 2018 ini lebih sedikit. Sehingga anggaran untuk fogging dan ULV tahun ini pasti cukup karena tahun lalu juga cukup,” jelas Nariana.
Perbedaan fogging dan ULV, jelas dia, untuk fogging atau pengasapan biasanya dilakukan jika sudah ada kasus positif.