Suka Duka Rara Jadi Pawang Hujan, Nangis Buat Hujan Semakin Menjadi, Pernah ‘Diserang’ Pawang Lain

Selama menjadi pawang hujan, kisah yang paling sedih dirasakan yakni saat menjadi pawang hujan di pertandingan piala AFC U-19 pada 28 Oktober 2019.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali I Nyoman Mahayasa/dok pribadi Rara
Peramal sekaligus pawang hujan Mbak Rara. 

  

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Peramal sekaligus pawang hujan yang kini tinggal di Jalan Ciung Wanara I Nomor 7, Denpasar, RR Istiati Wulandari atau Mbak Rara mengungkapkan suka dukanya menjadi seorang pawang hujan.

Selama menjadi pawang hujan, kisah yang paling sedih dirasakan yakni saat menjadi pawang hujan di pertandingan piala AFC U-19 pada 28 Oktober 2019.

Bahkan ia mengungkapkan saat itu sampai menangis lantaran tak bisa membendung hujan yang turun, walau akhirnya ia berhasil. 

“Pengalaman paling sedih saat jadi pawang hujan ya saat acaranya Coach Indra (Indra Sjafri) pas 28 Oktober saya sampai nangis,” kata Rara yang ditemui di kediamannya, Minggu (31/3/2019) kemarin. 

Saat itu, prediksi dari BMKG memang akan turun hujan. 

Pada tanggal 27 Oktober malam ia menuturkan ada protokoler dari Bali yang meminta dirinya menjadi pawang hujan saat pelaksanaan upacara bendera peringatan Sumpah Pemuda esoknya. 

Malam itu ia bimbang harus ke Jakarta atau di Bali, apalagi ia sudah membeli tiket untuk ke Jakarta.

Akhirnya ia memutuskan untuk ke Jakarta pada 28 Oktober 2018 pagi, pada penerbangan yang paling pagi. 

“Di Jakarta juga ada upacara dan saya kasi saran pawang hujan jarak jauh, saya bantu upacara di Jakarta dan di Bali jarak jauh,” katanya. 

Sore harinya, Indonesia bertanding melawan Jepang. 

“Mungkin kayak power bank yang dayanya sudah habis, saya tidak sanggup dan saya bilang ke coach Indra, tapi nggak dibales mungkin lagi persiapan bertanding. Pas itu hujannya nggak bisa digeser karena saya sudah kehabisan tenaga,” kisahnya. 

Saat itu, ia pun menangis, akan tetapi makin ia menangis makin menjadi hujannya. 

Ia pun menghapus air mata dan meminta rokok pada anggota TNI yang ada di sana.

Rara menyulut tujuh batang rokok dan dijejerkan, lalu ia meminta pada anggota TNI itu untuk membantunya dengan berdoa. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved