RSUD Mangusada Kekurangan Lima Dokter Spesialis

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mangusada ternyata masih banyak kekurangan Dokter Spesialis

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Kondisi dari luar RSUD Mangusada, Kabupaten Badung, Sabtu (20/4/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mangusada ternyata masih banyak kekurangan Dokter Spesialis.

Walaupun demikian, rumah sakit plat merah ini memaksimalkan dokter yang ada untuk memberikan pelayanan kepada pasien.

Beberapa informasi di lapangan mengatakan bahwa di RSUD Mangusada masih kekurangan lima dokter sepesialis.

Kuota 30 PNS di tahun 2019 ini ternyata tidak membuat tenaga medis di RSUD Mangusada terpenuhi.

Direktur RSDM Badung dr Nyoman Gunarta saat dikonfirmasi tak menampik bahwa rumah sakit yang dipimpinnya masih kekurangan dokter spesialis.

Namun pihaknya mengaku tetap memberikan pelayanan maksimal, dengan memanfaatkan dokter yang ada.

“Iya masih ada yang kurang (Dokter spesialis –red),” ujarnya Sabtu (20/4/2019).

Baca: Agar Anak Memiliki Karakter yang Baik, 10 Hal Ini Harus Diajarkan Sejak Dini

Baca: Pengalaman 2018 Lalu UNBK Molor hingga 3 Jam, Kini SMPN 3 Denpasar Siapkan 140 Komputer

Pihaknya juga mengakui, 30 PNS yang baru masuk tidak memenuhi kuota tenaga medis yang ada.

Menurutnya RSDM saat ini masih kekurangan dokter spesialis urologi.

Karena saat ini hanya ada satu dokter dan itu pun masih berstatus kontrak.

Padahal idealnya harus memiliki 2 orang dokter spesialis urologi.

“Tahun ini kami mendapat 30 kuota CPNS namun dengan kondisi sekarang tidak sesuai harapan. Karena kita masih dokter spesialis. Begitu juga dokter bedah ortopedi baru punya dua. Satu berstatus PNS dan satunya berstatus kontrak,” jelasnya.

Dokter asal Sibang Gede ini mengatakan, RSUD Mangusada belum memiliki dokter spesialis rehabilitasi medik dan forensik.

Baca: Belum Ada Hasil Resmi KPU, PDIP Gianyar Umumkan Raih 26 kursi di DPRD Gianyar

Baca: Rekaman CCTV di ATM Center Diperiksa untuk Keperluan Investigasi Kebakaran Bandara Ngurah Rai

Sehingga untuk dokter spesialis rehabilitasi medik dan forensik bisa dibilang kosong.

“Namun untuk spesialis ortopedi dan rehab medik sudah ada yang sedang sekolah. Begitu juga spesialis forensik sudah ada yang magang,” paparnya sembari mengatakan selain itu ahli teknik medik (altem) baru punya satu saja, padahal idealnya dua orang.

Ditanya bagaimana cara rumah sakit menangani pasien yang membutuhkan rehabilitasi medik dan forensik ?

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved