Mengenal Scala Santa di Kota Roma, Tangga Suci dan Tetes-tetes Darah Yesus

Di tengah kota Roma terdapat sebuah peninggalan penting dari Kekristenan masa awal. Bukan makam Santo Petrus, tetapi Tangga Suci

Penulis: DionDBPutra | Editor: DionDBPutra
FB Markus Solo SVD
Para peziarah di Tangga Suci Kota Roma 

Mengenal Scala Santa di Kota Roma, Tangga Suci dan Tetes-tetes Darah Yesus

TRIBUN-BALI.COM, ROMA -- Di tengah kota Roma terdapat sebuah peninggalan penting dari Kekristenan masa awal. Bukan makam Santo Petrus, tetapi "Scala Santa" - Tangga Suci.

Menurut tradisi, Yesus memulai jalan salibNya di atas tangga-tangga ini. Saat ini situs sakral tersebut memiliki arti dan nuansa lebih dari biasanya karena lapisan kayu pada tangga-tangga marmor selama 300-an tahun itu dibuka untuk pertama kalinya.

Tangga Suci ini memiliki 28 anak tangga menuju ke kapel "Sancta Sanctorum", tempat suci dari orang-orang kudus, yang sejak abad Pertengahan berbatasan langsung dengan Basilika Santo Yohanes Lateran, yang sekaligus merupakan sebuah Basilika Kepausan, istana tinggal dan kapel para Paus.

Sejak 1929, istana Kepausan berpindah tempat dari Lateran ke Vatikan oleh karena traktak Lateran yang menganugerahkan independensi Vatikan.

Baca: Ramalan Zodiak 21 April 2019: Jangan Egois, Capricorn! Keberuntungan Menyertai Aquarius Seharian

Baca: TRIBUN WIKI - 3 Buku Wajib Dibaca untuk Mengenal Sosok dan Pemikiran Kartini

Baca: Candra Dewi Bangun Bumi Setara Bersama Tiga Sahabat, Sebuah Ruang Setara untuk Difabel

Oleh karena kesucian Tangga-tangga ini, maka para peziarah tidak berjalan kaki seperti berjalan di atas tangga-tangga biasa, melainkan harus berjalan dengan lutut, sambil berdoa dan merenung. Panjang tangga itu 28 meter, semuanya dari batu marmor atau pualam.

Tradisi kerohanian yang khas ini tentu tidak ada hubungannya dengan kapel atau Paus tertentu, tetapi dengan tangga itu sendiri.

"Scala Santa" berasal dari Yerusalem, dan menurut sejarah, Yesus memulai kisah sengsaraNya di tangga-tangga ini yang dulu berada di dalam istana Pontius Pilatus, Gubernur Romawi di Yerusalem masa itu.

Dari kisah Injil kita tahu bahwa Yesus melewati tangga-tangga ini ketika digiring masuk dari Taman Zaitun kepada Pilatus di istananya, dan tangga-tangga ini pulalah yang menjadi saksi bisu terhadap perjalanan Yesus dari pengadilan, mengenakan mahkota duri, memanggul SalibNya dan meneteskan darah di atas batu-batu marmor ini.

Baca: Petrus Golose Raih Doctor Honoris Causa dari Unud, Doktor Kehormatan Pertama bagi Kapolda Bali

Baca: Berencana Beli Mobil Baru? Siapkan Checklist dan Pertimbangan Matang, Berikut Tips dan Triknya

Sejak abad ke-4, Tangga Suci ini berada di Roma, Kota Abadi. Permaisuri Helena, ibu dari Konstantinus Agung, Kaisar Romawi kuno pertama yang memeluk Kekristenan itu, konon melakukan perjalanan ke Yerusalem pada tahun 325 untuk mencari relik-relik atau barang-barang peninggalan yang berasal dari Yesus semasa hidupNya.

Di dalam pencariannya itu, dia menemukan setumpuk sisa-sisa dari istana Pilatus yang dimasukan ke dalam sebuah kuil kafir, termasuk Tangga-tangga marmor ini. Helena lalu memerintahkan untuk dibawa ke Roma.

Tangga Suci Kota Roma
Tangga Suci Kota Roma (FB Markus Solo SVD)

Pualam-pualam itu kelihatan sangat mengkilat oleh karena sudah banyak terpakai oleh gesekan miliaran lutut.

Untuk menghindari kerusakan, pada abad ke-18 para Paus berupaya untuk melestarikannya dengan menyuruh menyelubungkan pualam-pualam itu dengan lapisan kayu.

Sejak tahun 2012, Vatikan memulai karya restaurasi di Scala Santa, dan memutuskan untuk melepaskan semua lempengan kayu pembungkus untuk satu jangka waktu yang tak ditentukan.

Kemugkinan besar, setelah pesta Pentekosta, lempengan-lempengan kayu kembali dipasang lagi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved