Sikat Gigi yang Jarang Diganti Bisa Menjadi Sarang Kuman, Pastikan Ganti Secara Berkala
Selain karena kondisinya yang sudah tidak baik, sikat gigi yang digunakan terlalu lama juga akan menjadi tempat kuman berkembang biak
TRIBUN-BALI.COM - Menjaga kesehatan mulut adalah satu hal yang harus Anda perhatikan. Salah satu upaya menjaga kesehatan mulut adalah dengan menggosok gigi secara rutin.
Pada umumnya orang menggosok giginya dua kali dalam sehari.
Karena seringnya kegiatan menggosok gigi, bulu-bulu sikat pun perlu kita ganti secara berkala.
Selain karena kondisinya yang sudah tidak baik, sikat gigi yang digunakan terlalu lama juga akan menjadi tempat kuman berkembang biak.
"Menyikat gigi adalah cara yang baik untuk menghapuskan bakteri. Ketika kita membilas sikat, kita membersihkan banyak bakteri yang menempel, namun tidak sepenuhnya." Begitu kata Chief Clinical Officer Smile DirectClub, Jeffery Sulitzer.
Bakteri masih bisa tertinggal di sikat gigi. Itulah mengapa kita harus menggantinya beberapa kali dalam setahun.
Namun, seberapa sering kita harus mengganti sikat gigi?
Sulitzer menyarankan, sikat gigi diganti setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya karena kondisi bulu sikat yang sudah buruk dan kotor, badan sikat juga bisa saja sudah mulai bengkok.
Ketika kondisi sikat sudah buruk, maka performanya juga akan berkurang.
Jadi, jika sikat gigi yang kamu gunakan sudah lebih dari tiga bulan sebaiknya kamu menggantinya.
Jika sedang sakit, kamu bahkan harus lebih sering menggantinya. Sikat gigi memang tidak memperburuk kondisi kesehatan.
Namun, mengganti sikat gigi dengan yang baru ketika merasakan sakit bukanlah juga hal buruk.
"Ketika kita sakit, sistem imun di tubuh kita cenderung melemah dan ada tipe bakteri yang hidup di sikat gigi yang berpotensi berbahaya," ujarnya.
Meski hanya digunakan selama tiga bulan, kita tetap harus merawat sikat gigi yang digunakan dengan baik. Kita harus menjaganya agar tetap bersih dan kering.
Berikut tiga cara menjaga kebersihan sikat gigi: