Berita Banyuwangi

Festival Ramadan, Wadah Bagi Usaha Kuliner Mikro Berburu Berkah di Bulan Puasa

Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Ramadan selama sebulan penuh menyambut bulan suci umat Islam tersebut

Editor: Irma Budiarti
Surya/Haorrahman
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat meninjau Festival Ramadan yang dipusatkan di kawasan Gelanggang Seni Budaya (Gesibu), Taman Blambangan, Banyuwangi. Festival Ramadan, Wadah Bagi Usaha Kuliner Mikro Berburu Berkah di Bulan Puasa 

Festival Ramadan, Wadah Bagi Usaha Kuliner Mikro Berburu Berkah di Bulan Puasa

TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Ramadan selama sebulan penuh menyambut bulan suci umat Islam tersebut.

Selain berisi beragam kegiatan keagamaan dan seni-budaya Islami, perhelatan itu memberi wadah bagi ratusan usaha kuliner mikro untuk berburu rezeki selama Ramadan.

“Luar biasa ramai sekali Festival Ramadan ini. Kita ciptakan crowd, ribuan orang datang, ratusan usaha kuliner mikro yang jualan menu buka puasa, PKL-PKL dan usaha rumahan yang ikut, jadi laris semuanya. Kita tata bagus, ada rumbai-rumbai daun kelapa, sehingga pembeli nyaman,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat meninjau Festival Ramadan yang dipusatkan di kawasan Gelanggang Seni Budaya (Gesibu), Taman Blambangan, Banyuwangi.

Dalam festival itu, ratusan usaha kuliner mikro dilibatkan.

Ada yang sebelumnya PKL, ada juga yang hasil binaan Dinas Koperasi dan UMKM.

Baca: Anas Imbau Pengelola Wisata Fasilitasi Ibadah Ramadan Para Wisatawan

Baca: Woodball Denpasar Target Juara Umum Porsenijar Bali 2019

“Bukan hanya nyari rezeki untuk sambut Lebaran, tapi saya harap ini membuka pasar. Kan ada ribuan orang. Nyobain makanan dan minuman. Insya Allah ada yang cocok, bisa pesan ketika ada event ulang tahun, acara perusahaan, dan sebagainya. Jadi ibu-ibu rumah tangga yang ikut Festival Ramadan ini punya pintu rejeki baru,” jelas Anas.

Menurut Anas, berbeda dengan pasar menu berbuka puasa dan takjil yang ada di kota lain, Festival Ramadan di Banyuwangi distandarisasi.

Tempat berjualan difasilitasi oleh Pemkab Banyuwangi.

Usaha kuliner mikro tak dipungut biaya, hanya ada iuran kebersihan sebagai stimulus rasa memiliki sehingga merawat tempat berjualan.

Juga secara berkala petugas Dinas Kesehatan mengecek, sehingga pembeli semakin nyaman karena makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan.

Baca: Perlakuan Artifa Dwi Putri Ini Dianggap Yama Carlos Keterlaluan Hingga Sebut Miskin & Tak Berharga

Baca: Jadi Tuan Rumah Pra PON 2019 Cabor Rugby, Ini Persiapan Pengprov PRUI Bali

“Murah, makanan enak, tapi tetap dijamin gizi dan higienitasnya,” papar Anas.

Event yang melibatkan usaha kuliner mikro itu juga didorong Anas digerakkan di semua kecamatan, bahkan di perdesaan.

“Saya tadi cek juga di media sosial, di Desa Cluring ada 30 Mbok Yem, Yu Nah, Mbok Tun, ibu-ibu usaha rumahan dilibatkan untuk bikin semacam bazar, diiringi atraksi memancing ikan gratis di desa itu. Dan masih banyak lagi,” jelas Anas.

Berbagai menu buka puasa disajikan di Festival Ramadan tersebut, mulai kolak pisang precet, kolak kopyor, patula, dan beragam makanan lokal lainnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved