28 Kilo Bleng Disita dari Pedagang Kelontong di Jembrana, Apa Itu Bleng?

Bleng sendiri merupakan bahan yang biasanya dipakai untuk campuran makanan atau pembuatan kerupuk.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/I MADE ARDHIANGA ISMAYANA
Pemeriksaan terhadap bleng kristal dan bleng yang biasa dicampur untuk membuat kerupuk oleh petugas Loka POM Buleleng, Kamis (9/5) di Kantor Terminal Negara. (Tribun Bali/I Made Ardhiangga). 

28 Kilo Bleng Disita dari Pedagang Kelontong di Jembrana, Apa Itu Bleng?

 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Sekitar 28 kilogram bleng mengandung boraks ditemukan di lapak tiga pedagang di Pasar Umum Negara, Jembrana.

Pihak Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Buleleng langsung mengamankan 28 kilogram bleng itu, Kamis (9/5/2019).

Bleng sendiri merupakan bahan yang biasanya dipakai untuk campuran makanan atau pembuatan kerupuk.

Staf Fungsional Loka Pom Singaraja, Melisa, menyatakan, bahwa pada Ramadhan 2019, Loka PoM Buleleng bekerjasama dengan Disperindag dan Dinas Kesehatan Jembrana melakukan pengawasan di beberapa titik tem0at perbelanjaan.

Terutama di Pasar Umum Negara. Ada sekitar sembilan orang dengan 23 sampel makanan yang diambil, untuk mengetahui kandungan formalin, boraks, rhodamin B, metamin yellow.

"Ada boraks dicampuran untuk kerupuk bleng. Penjualan bleng plastikan itu mengandung boraks yang cukup berbahaya," ucapnya, kemarin.

Baca: Pergi Tinggalkan Suami dan Anak, Luh Yudiani Ditemukan Bersimah Darah, Suami Duga Istrinya Lesbi

Baca: Gubernur Bali Isyaratkan Tutup Taksi Online, Ini Penjelasannya

Baca: Jebakan Janda di Facebook Berbuntut Panjang, Barta; Baru Dua Menit Kok

Baca: Sering Sidak ke Rumah Janda Malam-malam, Begini Nasib Pak Kades Setelah Digerebek Warga

Melisa mengaku, bahwa bahayanya boraks itu adalah menganggu ke sistem pencernaan atau merusak ginjal dan menyebabkan kanker.

Sementara itu, satu pedagang yang menjual boraks, Kholiana, mengaku 10 bungkus bleng kristal itu baru saja dikirim pada Rabu (8/5/2019).

Dia mengakui, bleng kristal yang dijualnya itu adalag untuk dibuat kerupuk. "Tapi jarang ada yang beli," akunya.

Di bagian lain, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bali, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan penggunaan rhodamin B pada makanan masih marak ditemukan di Bali.

Dan itu menjadi PR buat BPOM Bali. Sebab, selain boraks ancaman terbesar memang Rhodamin B.

"Ini (Rhodamin B) masih manjadi PR buat kami (BBPOM). Bali itu empat besar penyalahgunaan rhodamin B pada makanan" ujarnya.

Informasi tambahan, bleng banyak digunakan industri pembuat kerupuk.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved