Makanan Favorit Firaun Mesir Dulu Ternyata Buah Semangka

Jawabannya mungkin di luar dugaan anda, yakni semangka. Berdasarkan bukti analisis DNA, saat ini kita dapat mengetahui bahwa semangka

Editor: DionDBPutra
Grid.ID
Semangka 

Makanan Favorit Firaun Mesir Dulu Ternyata Buah Semangka

TRIBUN-BALI.COM – Apa buah favorit para Firaun dari Kerajaan Mesir Kuno ribuan tahun silam?

Jawabannya mungkin di luar dugaan anda, yakni semangka. Berdasarkan bukti analisis DNA, saat ini kita dapat mengetahui bahwa semangka merah telah eksis sejak masa Mesir Kuno ribuan tahun yang lalu.

Semangka liar yang ditemukan di berbagai lokasi di Afrika tidaklah sama dengan varietas semangka yang kita kenal saat ini.

Semangka liar berukuran kecil, bulat, dan memiliki daging buah berwarna putih, dengan rasa pahit yang ditimbulkan oleh senyawa cucurbitacin yang dikandungnya.

Sementara itu, semangka yang kita sering jumpai dan konsumsi merupakan varietas hasil domestikasi.

Baca: Ramalan Zodiak Kamis 30 Mei 2019 : Sagitarius Kuatlah, Akan Alami Stres Tanpa Henti

Baca: Siapa Sangka Ternyata Ruben Onsu Jadi Bos Besar dari Gurita Bisnisnya, Usaha di Seluruh Indonesia

Baca: Ani Yudhoyono Masuk Ruangan ICU, Seluruh Anggota Keluarga Berangkat ke Singapura Beri Penguatan

Namun, asal usul semangka modern ini masih terjadi perdebatan, terutama mengenai kapan dan di mana domestikasi tersebut dimulai, dengan kandidat kuat adalah kawasan Afrika Selatan atau Barat.

Namun, agaknya asal usul semangka modern ini menemukan petunjuk baru.

Petunjuk ini berupa lukisan dinding pada situs kompleks pemakaman Mesir Kuno, yang menggambarkan objek mirip semangka, lengkap dengan bentuknya yang lonjong serta garis-garis hijau pada kulit buahnya.

Lukisan semangka pada dinding kompleks pemakaman Mesir Kuno Kemudian, pada abad 19, ditemukan fragmen daun semangka di samping sebuah mumi, pada areal pemakaman yang berusia sekitar 3.500 tahun.

Temuan ini menarik perhatian Susanne Renner, ahli botani dari University of Munich, Jerman.

Bersama koleganya, Renner menganalisis sampel daun ini, yang tersimpan dalam wadah di samping mumi, dan belum pernah dibuka sebelumnya sejak ditemukan pada tahun 1876.

Analisis DNA terhadap sampel daun ini mengungkapkan sekuens genom semangka, yang meski tidak sempurna, memberikan informasi baru terkait keberadaan dua gen yang mengungkap rupa dan rasa semangka ini.

Baca: Peneliti Ini Menguak Misteri Temuan Bulu Burung Berbasis Darat di Perut Hiu Harimau

Baca: 9 Pemain Ini Reuni Saat Bali United vs Persija Jakarta di Stadion Dipta Jumat Malam

Salah satunya adalah gen yang mengontrol produksi cucurbitacin, penyebab rasa pahit pada semangka liar.

Pada semangka berumur 3.500 tahun ini, terdapat mutasi pada gen cucurbitacin, sehingga gen menjadi tidak aktif dan dapat menghasilkan daging buah yang manis, layaknya semangka modern.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved