Pesta Kesenian Bali
Disbud Bantul Suguhkan Sendratari Senapatya Kiskendha di PKB 2019
cerita yang dibawakannya ini pada intinya adalah menceritakan tentang Resi Subali yang diutus untuk mengambil Putri Tara dari kedua siluman tersebut.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Rizki Laelani
Disbud Bantul Suguhkan Sendratari Senapatya Kiskendha di PKB 2019
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seorang gadis cantik yang digambarkan memakai pakaian keraton dengan baju berwarna hijau tersaji di Kalangan Madya Mandala Taman Budaya (Art Center) Denpasar.
Ialah Dewi Tara, putri dari Bhatara Indra yang diculik oleh siluman sapi Mahesasura dan Kerbau Lembusura.
Cerita pewayangan ini merupakan persembahan dari Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019, Rabu (26/6/2019).
Penata tari Bima Arya Putra mengatakan, cerita yang dibawakannya ini pada intinya adalah menceritakan tentang Resi Subali yang diutus untuk mengambil Putri Tara dari kedua siluman tersebut.
Resi Subali sendiri merupakan utusan dari para dewa yang berwujud kera yang sakti mandraguna.
Dalam proses merebut Dewi Tara dari siluman sapi Mahesasura dan kerbau Lembusura terjadilah pertempuran yang maha dasyat.
Mahasiswa semester 2 Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini mengatakan, dipilihnya cerita ini karena mempunyai karakter yang cukup unik dan jarang dipertunjukkan.
"Karakter di cerita ini seperti siluman kerbau cukup menarik karena jarang diangkat di pertunjukkan," katanya saat ditemui awak media sebelum melakukan pertunjukkan.
Bima yang membawakan langsung peran dari Resi Subali ini menekankan, karakter yang ia bawakan jika dari berbagai versi sebenarnya adalah antagonis.
Namun, ia hanya mengambil dari sisi protagonis atau sisi ksatrianya sehingga pertunjukkannya lebih menitikberatkan pada perjuangan melawan angkara murka.
Untuk melakukan pementasan ini, Bima mengatakan ada sebanyak 15 personil yang terlibat di dalamnya.
Jumlah itu terbagi atas enam personil pengrawit (pemusik/penabuh) serta sinden dan sisanya merupakan penari.
Gambelan yang digunakan meripakan khas Jawa seperti jenis laras pelog, bonang, kendang batang, gendang bem, gong, kempul, klenong dan beberapa gambelan lain.
"Tidak semua jenis gambelan dipakai karena pemusik sendiri hanya terdiri dari enam orang beserta sinden," tuturnya.
Untuk pementasan di PKB ke-41 tahun 2019 ini dirinya beserta tim mengaku melakukan persiapan kurang lebih selama satu setengah bulan.
Ternyata grup ini tidak hanya tampil di Bali saja, nantinya pada tanggal 6 dan 7 Juli akan melakikan pentas di Festival Lima Gunung, Magelang, Jawa Tengah.
Selanjutnya juga akan tampil di Festival Kesenian Yogyakarta pada 15 Juli mendatang. (*)