Kisah Wayan Sukarta, Warga Blahbatuh Gianyar yang Puluhan Tahun Menjadi Perajin Gamelan

Wayan Sukarta tak hanya memperbaiki gamelan yang akan digunakan untuk Festival Gong Kebyar, tetapi juga gambelan lainnya

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Eri Gunarta
Wayan Sukarta, warga Banjar Tubuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, yang puluhan tahun menjadi perajin segala jenis gambelan Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Keriuhan Festival Gong Kebyar di Pesta Kesenian Bali (PKB), yang selalu sesak oleh penonton, tak terlepas dari peran penting I Wayan Sukarta.

Dia bukanlah seorang pembina atau pencipta gending. Bahkan, ia tidak pernah sekalipun ada di antara barisan bangku penonton maupun tamu kehormatan.

Namun harmonisasi dari nada gamelan yang dimainkan itu, mewakili dirinya.

Sukarta, kelahiran Banjar Tubuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, merupakan perajin segala jenis gamelan Bali.

Setiap berlangsungnya PKB, para seniman dari berbagai daerah di Bali, datang padanya untuk memperbaiki laras (nada) gamelan sebelum dipentaskan di PKB.

Tak hanya memperbaiki gamelan yang akan digunakan untuk Festival Gong Kebyar, tetapi juga gamelan lainnya. Baik itu gender maupun semarapegulingan.

Ditemui Tribun Bali, Minggu (30/6/2019), pria 67 tahun tersebut, tengah meladeni krama yang membeli gambelan.

Meskipun waktunya terbatas, karena tengah ada Karya di Pura Dadya, Sukarta tampak tetap ramah melayani pembeli.

Astungkara selalu ada pembeli. Apalagi di momen PKB ini, sejak tiga bulan lalu, saya sudah kedatangan banyak orderan, terutama memperbaiki laras gambelan yang akan dipentaskan di PKB. Saya sendiri tidak pernah ke PKB, tapi karya saya selalu ada di PKB,” ujarnya.

Sukarta menggeluti pekerjaan sebagai perajin gambelan sejak tahun 1970an.

Awalnya, ia bekerja sebagai buruh gambelan di tempat saudaranya, Gabler asal Banjar Sidakarya, Blahbatuh, Gianyar, yang saat ini juga memiliki nama besar sebagai perajin gamelan.

“Dulu awalnya saya meburuh, tapi melihat potensi pasar yang bagus, akhirnya saya mencoba buka usaha sendiri,” ujarnya.

Sukarta pun mengaku bersyukur, lantaran hasil karyanya diminati para maestro seni di Bali.

Berdasarkan jasa para maestro tersebut, banyak sekaa seni yang membeli gambelan padanya. T

ak hanya dari Bali, tetapi juga dari luar negeri, termasuk Sekaa Kesenian Sekarjaya, Amerika Serikat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved