Pemuda Rajin ke Pura Dikeluhkan Warga, Ternyata Ini Penyebabnya Hingga Kadis Turun Tangan
Pemangku pura mengeluhkan banyaknya pemuda yang hanya sekadar nongkrong untuk menikmati WIFI gratisan.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Rizki Laelani
Pemuda Rajin ke Pura Dikeluhkan Warga, Ternyata Ini Penyebabnya Hingga Kadis Turun Tangan
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pemuda rajin ke pura untuk bersembahyang, menjadi harapan bersama para orangtua dan tokoh.
Namun, apa jadinya jika para pemuda ini datang ke pura hanya untuk menikmati fasilita WIFI gratis?
Alhasil, warga sekitar pura pun mengeluhkan hal tersebut pada tokoh dan pemerintah.
Kejadiannya ini terjadi di areal Pura Puseh Desa Dangintukadaya, Kecamatan Jembrana, Jembrana.
Selain warga, pemangku pura mengeluhkan banyaknya pemuda yang hanya sekadar nongkrong untuk menikmati WIFI gratisan.
Baca: Proyek Rp 15 Miliar Tak Jelas, Wakil Ketua DPRD Singgung Warga di Tiga Desa di Bangli Krisis Air
Baca: Suka Duka Jak Bali Dukung Persija Jakarta dan Bali yang Adem Ayem
Hal itu justru membuat khawatir, berdampak ke hal negatif.
Karena itu, Kominfo Provinsi, Jembrana, dan Perbekel, Bendesa Dangintukadaya pun berinisiatif memindahkan lokasi wifi.
Kadis Kominfo Jembrana, Made Gede Budiarta menyatakan, bahwa dari koordinasi dengan perangkat desa dan juga dinas Provinsi serta pihak Provider memang sudah direncanakan akan dipindah.
Informasi yang dihimpun di lapangan, bahwa keluhan ini terjadi usai pemasangan wifi gratis dalam program kerja Pemprov Bali.
Program menuai kontroversi, dikarenakan banyak anak-anak muda yang nongkrong di areal Pura.
Terutama, setiap hari di areal nista mandala yang terpasang wifi.
Seorang warga yang enggan disebut lengkap namanya mengaku, pemasangan wifi memang tujuannya positif, untuk kemajuan di segala lini.
Akan tetapi, penempatan yang kurang tepat membuat keresahan. Sebaiknya memang tidak dipasang di areal pura.
"Lebih baik di balai banjar atau wantilan. Atau balai desa," ujarnya bernada keras.