Berita Jembrana

35 SAMPAN Tradisional Beradu Kecepatan di Sungai Samblong, Ahyar dan Rahman Terima Hadiah Rp2,5 Juta

Total ada 35 sampan tradisional yang beradu kecepatan dari Muara Perancak hingga Jembatan Samblong di Kecamatan Jembrana.

Tribun Bali/I Made Prasetya Aryawan
LOMBA SAMPAN - Suasana lomba sampan tradisional dari atas jembatan sekop perbatasan Desa Budeng dengan Desa Perancak di Kecamatan Jembrana, Senin (25/8). 

TRIBUN-BALI.COM  - Warga Jembrana begitu antusias menyaksikan lomba sampan tradisional serangkaian HUT Kota Negara ke-130 dan HUT RI ke-80, Senin (25/8).

Total ada 35 sampan tradisional yang beradu kecepatan dari Muara Perancak hingga Jembatan Samblong di Kecamatan Jembrana.

Selain sebagai apreasiasi kepada para nelayan dan pemilik sampan, diharapkan lomba ini menumbuhkan semangat nasionalisme dan digelar rutin setiap tahunnya. 

Menurut pantauan, dari 35 sampan tradisional yang ikut dalam lomba tersebut, hanya 22 sampan yang berhasil sampai di garis finish yang berjarak sekitar 76 kilometer tersebut. Peserta yang datang ke finish mendapat sambutan meriah dari para penonton yang menyaksikan.

Baca juga: NYAWA Lukman Tak Tertolong! Rem Blong, Sepeda Motor Pasangan Kekasih Alami Kecelakaan Tunggal

Baca juga: WADUH, 90 Persen Pembangunan Akomodasi Wisata Nusa Penida Belum Kantongi Izin, Bupati Satria Atensi

Hadiah diberikan kepada seluruh peserta. Namun juara 1-10 juga diberikan uang pembinaan. Untuk juara I memperoleh hadiah pembinaan Rp2,5 juta dan juara ke-10 menerima uang pembinaan Rp640 ribu. Selain itu, peserta yang turut memeriahkan juga menerima piring plastik sebanyak satu lusin.

Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna didampingi Kapolres Jembrana dan Dandim 1617/ Jembrana secara resmi melepas peserta lomba dengan mengibarkan bendera start tanda dimulainya perlombaan. Puluhan peserta lantas beradu kecepatan menuju garis finish. Masing-masing sampan didayung oleh dua orang peserta.

"Ini jadi salah satu kegiatan untuk memupuk semangat perjuangan kemerdekaan dan diharapkan bakal terus dilaksanakan setiap tahunnya," harap pria yang lebih akrab disapa Ipat.

Ipat menyebutkan, ketentuan khusus yang ditetapkan panitia adalah peserta harus menggunakan sampan tradisional dengan jumlah pendayung sebanyak dua orang.

Terpisah, peserta nomor urut 11 yakni Ahyar Aditya (21) dan Agus Rahman (18) bersaudara mengucap syukur karena berhasil finish dan ditetapkan sebagai Juara I pada perlombaan sampan tradisional tahun 2025 ini. Ia mengakui tak ada persiapan khusus yang dilakukan sebelum perlombaan. 

"Tak ada persiapan khusus. Palingan persiapan fisik saja seperti berlari di pantai. Tapi tetap kendalanya di stamina juga tadi," tutur Ahyar asal Desa Air Kuning ini.

Dia mengakui, sampan yang digunakan adalah warisan dari ayahnya. Artinya, lomba sampan ini ia warisi dari ayahnya.

"Ini kali sudah empat kali ikut. Sebelumnya belum pernah juara. Semoga event seperti ini dilaksanakan setiap tahunnya," harapnya. (mpa)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved