Berita Jembrana

Belasan Hektare Tanaman Pertanian di Jembrana Bali Terancam Puso, Asuransi Ditiadakan Pemerintah

data terdampak hingga sebabkan sebagian lahan puso tersebut kemungkinan saja bisa berubah tergantung situasi kondisi cuaca. 

ISTIMEWA
TERANCAM PUSO - Kondisi lahan pertanian tanaman padi yang hampir panen diterjang banjir yang mengakibatkan petani gagal panen di Subak   Puspasari, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, Senin (15/9). 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Petani di Jembrana hingga saat masih khawatir dengan ancaman cuaca ekstrem belakangan ini. 

Sebab, belasan hektare lahan pertanian terdampak banjir mengalami puso alias gagal panen. 

Dan jika misalnya terjadi hujan lebat dalam waktu dekat, ratusan hektare yang sebelumnya terdampak juga berpotensi puso. 

Mengingat, rata-rata umur tanaman terutama padi sudah menjelang panen. 

Baca juga: BANJIR Rendam 301 Hektare Lahan Pertanian, Jika Cuaca Memburuk, Berpotensi Gagal Panen di Jembrana

Menurut data yang berhasil diperoleh, total luasan lahan pertanian di Jembrana yang terdampak banjir kemarin seluas 309,17 hektare. 

Rinciannya, didominasi tanaman padi seluas 298,37 hektare dengan kondisi puso alias gagal panen 1,7 hektare. 

Kemudian tanaman semangka 9,8 hektare dan seluruhnya gagal panen.

Sementara tanaman melon dengan luasan 0,6 hektare juga gagal panen. 

Terakhir adalah tanaman padi seluas 0,4 Hektare masih aman namun berpotensi puso jika cuaca ekstrem kembali terjadi.

"Tanaman padi yang paling terdampak itu di Subak Puspasari, di Desa Tuwed Kecamatan Melaya," kata Kabid Pertanian, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Komang Ngurah Arya Kusuma saat dikonfirmasi, Selasa 16 September 2025. 

Dia melanjutkan, data terdampak hingga sebabkan sebagian lahan puso tersebut kemungkinan saja bisa berubah tergantung situasi kondisi cuaca. 

Jika terjadi lagi (cuaca ekstrem) seluruhnya berpotensi puso.

"Semoga cuaca mendukung dan tidak terjadi banjir lagi," harapnya. 

Disinggung mengenai asuransi pertanian untuk lahan mengalami puso? 

Arya Kusuma menyebutkan tahun ini penganggaran asuransi pertanian dari pusat ditiadakan. Sehingga, tanaman yang puso tidak tercover. 

"Tidak tercover tahun ini karena tidak ada penganggaran asuransi dari pemerintah pusat," ucapnya.

Dia berharap banyak kepada kondisi cuaca mendatang. Sebab, rata-rata usia tanaman terutama padi yang terdampak sudah menjelang panen. (mpa)

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved