Berita Jembrana
Pernah Digunakan Pernikahan Putra Raja Jembrana VII Pada 1940, Payas Dirga Diusulkan Jadi WBTB
Payas Dirga dan Sarung Tenun Loloan, Jembrana diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2025.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Payas Dirga dan Sarung Tenun Loloan, Jembrana diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2025.
Bahkan, keduanya telah disidangkan di tingkat provinsi dan menjalani sidang penetapan di tingkat pusat, Jakarta, Selasa (7/10) kemarin.
Hasil sidang akan disampaikan lebih lanjut.
Baca juga: Tekan Kasus Rabies, Ratusan HPR di Jembrana Bali Divaksin Dalam Sehari, Tercatat Sudah 96 Positif
Menurut Kabid Adat, Tradisi dan Kebudayaan, Disparbud Jembrana, I Gede Suartana, tahun 2025 ini ada dua warisan budaya Jembrana yang diusulkan ditetapkan menjadi WBTB.
Serangkaian prosesnya sudah diajukan sejak beberapa hari lalu dan sudah menjalani sidang penetapan tingkat Provinsi dan Pusat.
"Kemarin sudah dilaksanakan sidang tingkat pusat di Jakarta yang langsung dihadiri maestro masing-masing sert didampingi Pemprov Bali," jelas Suartana saat dikonfirmasi, Rabu (8/10/2025).
Dia menjelaskan, dua warisan budaya tersebut diusulkan menjadi WBTB karena memiliki keunggulan masing-masing.
Untuk Payas Dirga menggunakan bunga mendori yang saat ini memang sudah semakin jarang ditemukan.
Sesuai sejarah, Payas ini digunakan dalam pernikahan agung putra tunggal dari Raja Jembrana VII yaitu Anak Agung Bagus Sutedja dengan Anak Agung Istri Ngurah Sunitri pada tahun 1940.
Baca juga: MAYAT Pria di Pantai Penginuman Jembrana, Ternyata Korban Jiwa Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya!
Kerajaan Jembrana terletak di ujung Bali bagian barat membuat kerajaan ini menjadi pintu masuk perdagangan laut, oleh karena itu adat Jawa, Cina, Melayu dan Bugis cukup mempengaruhi penciptaan Payas Dirga Jembrana.
"Payas Dirga juga gunakan gelung tanduk dibelakangnya," sebutnya.
Kemudian untuk Sarung Tenun Loloan merupakan jenis kain tenun ikat yang memiliki motif berbeda dari tenunan pada umumnya, perbedaan ini dilihat
dari segi motif yang dihasilkan pada kain tenun loloan diambil dari alam sekitar seperti motif tumbuh-tumbuhan, dekoratif serta tradisi-tradisi yang berciri khas melayu sehingga menghasilkan menimbulkan kesan motif yang berbeda dengan motif tenunan lainnya.
"Setelah proses pengusulan, kita sudah menjalani berbagai tahap seperti verifikasi dan lainnya.
Kemudian sidang penetapan di Jakarta sebagai kebetulan juga sudah berjalan lancar dan tinggal menunggu penetapan saja," tandasnya. (mpa)
Tekan Kasus Rabies, Ratusan HPR di Jembrana Bali Divaksin Dalam Sehari, Tercatat Sudah 96 Positif |
![]() |
---|
Kembang Hartawan Jadi Nama Tunggal Calon Ketua DPC PDIP Jembrana |
![]() |
---|
Payas Dirga dan Sarung Tenun Loloan Bali Diusulkan WBTB, Pernah Digunakan Pernikahan Anak Raja |
![]() |
---|
JIMAT Ungkap Sosok Jenazah yang Ditemukan di Gilimanuk, Ucapan Sang Istri Terbukti |
![]() |
---|
Penanganan Sedimentasi dan Drainase di Samblong Bali Butuh 25 Hari, Tim Kerahkan 4 Alat Berat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.