650 Hektare Persawahan di Denpasar hingga Oktober Tak Bisa Ditanami Padi

Sebanyak 650 hektare sawah dari 11 subak yang ada di wilayah Denpasar Timur dan sebagian Denpasar Utara tak bisa ditanami padi hingga Agustus nanti

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Putu Supartika
Kondisi kekeringan di wilayah Peguyangan, Denpasar Utara, Senin (15/7/2019). 650 Hektare Persawahan di Denpasar hingga Oktober Tak Bisa Ditanami Padi 

650 Hektare Persawahan di Denpasar hingga Oktober Tak Bisa Ditanami Padi

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berita Denpasar hari ini, sebanyak 650 hektare sawah dari 11 subak yang ada di wilayah Denpasar Timur dan sebagian Denpasar Utara tak bisa ditanami padi.

Hal ini dikarenakan adanya perbaikan irigasi Tukad Ayung di Kedewatan, Gianyar, Bali. Kondisi ini akan terjadi hingga bulan Oktober 2019 mendatang.

Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra mengatakan, akibat perbaikan irigasi ini petani tak bisa menanam padi untuk dua kali masa tanam padi.

“Petani tak bisa tanam padi sebanyak dua kali masa tanam padi. Ini karena masih berlangsung perbaikan jaringan irigasi DAM Kedewatan sampai bulan Oktober nanti,” kata Ambara saat diwawancari, Senin (15/7/2019), di sela-sela pelaksanaan Pasar Murah Galungan di Lumintang, Denpasar.

Ia menambahkan, dampak ini mulai dirasakan petani sejak April 2019 kemarin.

Adapun beberapa subak yang terdampak yakni subak Umadesa, Subak Temaga, Subak Padanggalak, Subak Umalayu, Subak Subak Paang, Subak Saba, Subak Longatad, Subak Taman.

ODGJ Ngamuk, Sel Satpol PP Denpasar Dirusak Hingga 20 Gentengnya Dilempar ke Rumah Warga

Danlanud I Gusti Ngurah Rai Buka MOPDB, Begini Pesannya Kepada Siswa Didik Paud Jalak

Pihaknya mengaku telah melakukan sosialisasi pada petani terkait hal ini.

Bahkan ia menganjurkan petani yang sebelumnya menanam padi menggantinya dengan menanam jagung.

Akan tetapi menurutnya ada petani yang mau dan ada pula yang memilih untuk mendiamkan lahannya hingga air mengalir normal.

“Kami sudah sosialisasikan, malah kami anjurkan agar mereka menanam jagung. Benih kami kasi gratis, namun petani ada yang mau dan ada yang tidak,” katanya.

Ambara mengatakan, daerah yang terdampak ini hanya dapat pengaliran air 10 hari sekali, sehingga tidak memungkinkan menanam padi yang notabene memerlukan air dalam jumlah besar.

“Karena 10 hari sekali saluran air dibuka makanya ada beberapa petani yang menanam bunga. Nanti Oktober baru bisa full dibuka,” imbuhnya.

Perbaikan irigasi ini merupakan proyek dari pusat yang ditangani oleh Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS-Bali Penida).

TRIBUN WIKI - Rayakan Ulang Tahun Sang Buah Hati, Ini Harga Paket Dekorasi Ulang Tahun EO Exora

Enam Siswa Terancam Putus Sekolah di Melaya Akhirnya Diterima di SMA Negeri 1 Melaya

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved