Judi di Arena Adu Anjing

Uang Hasil Taruhan Ditransfer ke Pemenang

Mainnya harus cantik agar aman dari petugas

Editor: Rizki Laelani
Uang Hasil Taruhan Ditransfer ke Pemenang - pitbul.jpg
istimewa

TRIBUN-BALI.COM DENPASAR - Dua pria bersama dua ekor anjing pitbull memasuki arena berukuran 3x3 yang terbuat dari besi dan berdinding kawat.

Seorang pria yang bertindak sebagai wasit sudah berada di dalam arena. Sang wasit memberi komando, dua pitbull pun beradu, saling gigit, dan saling cakar disaksikan puluhan penonton.   
    
Begitulah sekilas ajang tarung anjing atau dog fighting khusus untuk anjing pitbull. Ajang ini masih sering dilakukan oleh oknum di kalangan terbatas di Bali.
Ajang  pertarungan anjing ini dibumbui taruhan alias judi. Sekali ada pertarungan uang yang berputar di ajang ini mencapai Rp 3,3 miliar.

Lalu bagaimana dog fighting skala nasional ini bisa berjalan lancar di Bali? "Izin yang diajukan panitia adalah keramaian, sporting. Tapi di dalamnya ada tarung anjing, jadi kepolisian maupun kepala lingkungan (kelian) juga dikelabuhi," papar Rangga, aktivis dari Komnas Kesejahteraan Hewan.

Walaupun telah dilakukan beberapa kali penggerebekan oleh pihak kepolisian, tarung anjing khususnya jenis pitbull masih diselenggarakan secara tersembunyi dan hanya kalangan terbatas.

Hal tersebut diakui Wayan (nama belakangnya sengaja tak disebutkan), yang kerap terlibat dalam adu anjing.

"Dulu hampir setiap Minggu tapi karena beberapa kali digerebek akhirnya kadang sebulan atau dua bulan sekali. Itupun digelarnya sembunyi-sembunyi dan hanya kalangan tertentu saja yang bisa masuk arena," ucapnya.

Dijelaskan Wayan dalam satu penyelenggaraan tarung anjing dibagi menjadi beberapa game, dan berdasarkan berat badan anjing yang akan diadu. Ia pun tak menampik dalam adu anjing ada unsur judi, namun uang taruhannya tak terlihat dan biasanya ada perjanjian pribadi antara para penjudi dan pemilik anjing.

"Mainnya harus cantik. Uang nggak beredar di arena. Biasanya uang dipegang oleh orang kepercayaan atau jika saling percaya uang taruhan akan ditransfer," jelasnya.

Dalam sekali game untuk tingkat lokal Bali, dikatanya perputaran uang bisa mencapai puluhan juta rupaih dan sulit untuk dilacak ketika terjadi penggerebekan. "Paling kecil Rp 5 juta sampai Rp 10 juta sekali game. Kalau yang besar bisa sampai Rp 20 juta." (hud/can)
    

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved