Pembunuhan WNA Amerika

Sopir Taksi Kaget Lihat Mayat dalam Koper

Tak jauh dari lokasi koper tersebut, seorang lelaki kurus bernama Ketut Wirjana duduk terdiam. Ia tak habis pikir kejadian pahit dan sadis telah menim

Editor: Iman Suryanto
Tribun Bali/Istimewa
Koper yang masih ada bercak darah 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Edi Suwiknyo dan Irma Yudistirani

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Sebuah koper tergeletak di halaman Mapolsek Kuta Selatan, Bualu, Badung, Selasa (12/8). Di beberapa sisi koper tersebut tampak bercak darah masih menempel. Di bagian atasnya menempel sebuah kertas bertuliskan Shely Ann Von Weise.

Tak jauh dari lokasi koper tersebut, seorang lelaki kurus bernama Ketut Wirjana duduk terdiam. Ia tak habis pikir kejadian pahit dan sadis telah menimpanya.

Wirjana adalah sopir taksi yang mengangkut korban pembunuhan, Sheila Ann Von Weise (62), warga negara Amerika Serikat, yang mayatnya tersimpan di koper yang ditaruh di bagasi taksinya.

Kepada Tribun Bali, ia mengatakan kejadian itu berawal ketika dirinya dihubungi pihak Hotel St Regis di Sawangan, Nusa Dua, yang memesan taksi untuk megantarkan tamunya.     

"Waktu itu sekitar pukul 11.00 Wita saya langsung meluncur ke lokasi hotel. Di sana saya seperti biasa menyapa tamu, namun kali ini tamu hotel ini menaikkan barangnya sendiri ke bagasi mobil," ungkapnya.

Awalnya dia mengaku tidak menaruh curiga. Pasalnya tamu juga tidak menunjukkan gelagat yang aneh. "Setelah itu dua orang tamu asing masuk. Saya mulai curiga ketika dia sudah dua jam tidak kembali ke taksi," imbuhnya lagi.

Tamu asing itu kemudian diketahui bernama Heather Lois Mack (22) dan Tomy Schaefer (21). Keduanya menjadi pelaku pembunuhan terhadap Shely.

Sementara saksi lain yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, dirinya sudah curiga dengan gelagat kedua pelaku. "Kecurigaan saya ini didasarkan karena saya sempat melihat bercak darah dalam koper yang dibawa oleh kedua pelaku. Apalagi ini ditambah dengan pernyataan sopir juga yang mengatakan bahwa dirinya menunggu kedua calon penumpangnya sudah dua jam," ungkap saksi yang bekerja di Hotel St Regis ini.

Merasa curiga ia pun kemudian menelepon pihak kepolisian untuk mengecek isi koper tersebut. "Saya telepon pihak kepolisian yang tak lama setelah saya telepon datang ke lokasi kejadian. Namun sebelum pihak kepolisian datang kami tidak berani membukanya," tuturnya.

Hal ini pun dibenarkan oleh Wirjana. "Benar pihak hotel telepon pihak kepolisian. Setelah pihak kepolisian datang saya pun kemudian disuruh bawa taksi saya ke Mapolsek Kuta Selatan. Sesampai di sana dan dibuka oleh pihak kepolisian ternyata isinya mayat. Saya jelas kaget melihat hal itu," ungkapnya.

Mayat korban yang masih dalam koper kemudian dikirim ke Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) RSUP Sanglah sekitar pukul 15.15 Wita. Korban mengenakan kaus oblong tanpa lengan warna putih, panjang badannya sekitar 170 centimeter. Ada luka-luka memar pada wajah serta punggungnya.

"Tulang hidungnya patah akibat kekerasan benda tumpul," ungkap Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi SpF. Hingga berita ini diturunkan, mayat tersebut masih tersimpan dalam lemari pendingin IKJ.

Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Gede Redrasta mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki kasus ini. Dari keterangannya, Heather ternyata adalah anak dari Shely.

"Dari hasil olah TKP di kamar korban di kamar 317 dan keterangan beberapa saksi, kami menemukan fakta bahwa si anak Heather Lois Mack dan korban yang merupakan ibunya sempat bertengkar. Mereka kebetulan tinggal berdampingan menyewa dua kamar, korban ada di kamar 317. Entah pertengkaran apa, kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut," ungkapnya kepada awak media.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved