YOUNGSTAR
'Restart' Smansa Movie Crew Sabet Prestasi di Festival Film Pelajar
Bentuk Smansa Movie Crew, Gandhi Raih Sutradara Muda Terbaik FFPN
Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Rizki Laelani
Singkatnya waktu persiapan, membuat Gandhi dan timnya harus pandai mengatur jadwal. Film digarapnya pada Juli lalu, dengan waktu shooting hanya enam hari di tiga lokasi, Serangan, sekolah, dan di sebuah gang.
Serangkaian prosespun dilalui, seperti penentuan ide cerita, penyusunan naskah, casting pemain, survei tempat, shooting, hingga editing akhir. "Pernah sampai malam-malam kami masih kerja di sekolah," kenangnya.
‘Restart’ berkisah tentang Gilang, anak muda yang salah pergaulan. Dalam hasutan kawan-kawannya, ia terjerembab dalam alkohol.
Gilang yang mulanya adalah siswa SMA yang lugu, belakangan terpancing untuk ikut merokok, minum minuman keras dan balapan.
"Ada tiga pilihan ending yang saya buat, nanti penonton yang menentukan. Saya sisipkan juga flashback di sebuah kafe, di mana ia justru menolak ajakan temannya. Di sana ada peralihan-peralihan," tutur putra sulung pasangan Gede Dwi Sudi Manuarta dan Ni Made Andayani
itu.
Gandhi sengaja mengolah dan memainkan filmnya sedemikian rupa agar tidak menoton.
"Selama ini banyak film yang flat-flat saja. Saya tidak mau seperti itu," imbuhnya.
Ia juga secara jeli mengatur menit-menit awal pembukaan film agar mampu memberi kesan lain dan meyakinkan penonton untuk terus menyaksikan.
"Tema umumnya sebenarnya adalah pendidikan. Saya mengangkat isu ini karena sekarang sedang hits. Semoga yang menonton dapat berpikir lebih positif dan bisa membuat perubahan yang lebih baik," harapnya.
Menurut Gandhi, pemilihan judul ‘Restart’ pun dimaksudkan untuk menyampaikan pemahaman dan cara pandang baru bahwa tidak selamanya sebuah pengulangan itu tidak baik.
Namun, seseorang mengulang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Semangat Gandhi membentuk Smansa Movie Crew pun dilandasi atas keinginan untuk menciptakan sesuatu.
"Harus ada yang bisa dibuat, tidak hanya sekadar dipaksa-paksakan," sebutnya. Keberhasilan film ‘Restart’ menurut Gandhi tidak lepas dari dukungan semua pihak, terutama para siswa yang tergabung di ekstrakurikuler.
"Para tim yang dipilih memang orang-orang terbaik. Sound-nya dibuat tim marching band," terangnya.
"Tim komputer bantu untuk editing, sementara talentnya dari teater angin, dan teman-teman jurnalistik garap skripnya. Kesemuanya ada 25 orang," pungkasnya. (*)
