Simpang Ring Banjar
Harus Rajin Ikut Kegiatan STT
Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: imam hidayat

ORGANISASI sekaa teruna teruni (STT) merupakan organisasi nonformal yang dimiliki setiap banjar di Bali. Meski merupakan sekaa demen atau dalam artian, siapa tertarik boleh ikut, organisasi ini sangat ditakuti oleh anak muda di mana sekaa ini berada.
Seperti halnya STT Kembang Kemiri, Banjar Manyar, setiap anak muda yang ikut mebanjar adat di banjar tersebut, harus ikut dalam organisasi ini. Menurut penuturan beberapa anak muda di sana, ditakutinya organisasi ini disebabkan sekaa ini menerapkan sanksi sosial.
"Ya, tidak berani macam-macam sama organisasi STT. Kalau ada kegiatan harus rajin hadir. Kalau tidak, nanti kalau menikah tidak akan ada yang bantu," ujar Putu sambil berlalu, Kamis (4/12)
Ada pula anak muda yang mengatakan bahwa organisasi STT cenderung mendorong seseorang berperilaku primordial. Dalam artian, tidak mau menerima sesuatu, baik itu pengetahuan maupun saran yang datang dari orang lain, selain teman-teman dalam organisasinya.
"Itu disebabkan, karena keputusan-keputusan dalam organisasi pemuda cenderung suryaksiu (hasil kesepakatan yang didasari sikap ikut-ikutan) dan menyepakati usul seorang pemuda yang ditakuti secara fisik," ujarnya.
"Sementara, bila ada anggota yang kepribadiannya pendiam, ketika berpendapat, meskipun dia pintar, belum apa-apa sudah ditertawakan," kata anggota pemuda yang tidak mau dikorankan namanya.
Namun, ada banyak sekali efek positif organisasi STT. Dian Puspadi (21) mengatakan dengan adanya organisasi kepemudaan, ia yang jarang bertemu dengan teman-temannya di hari-hari biasa, dalam kegiatan pemuda bisa bertemu.
"Dalam hari-hari biasa, teman-teman ada yang kuliah dan kerja. Di sini STT kan setiap Hari Raya Galungan menggelar kegiatan warung mini sampai empat hari. Dalam kegiatan itu, saya bisa bertemu, sharing dan melakukan hal-hal lainnya bersama teman-teman," ujarnya lalu tersenyum.
Mahasiswi Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar ini mengaku tidak keberatan bila terkadang waktu liburannya dihabiskan dalam kegiatan kepemudaan. Sebab, kata dia, dalam organisasi STT ini, ia bisa belajar tetang pengetahuan yang diperlukan di hari tua. (weg)