Ini Enam Jenis Ular Paling Berbahaya yang Ada di Bali
Sekali patuk mangsanya langsung tewas
Penulis: Irma Yudistirani | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM - Satu di antara anggota komunitas pecinta reptil di Bali, Putu Indra Muliawan, menyebutkan, ada 32 sampai 35 jenis ular di Bali.
Dari puluhan ular tersebut, hanya ada enam spesies ular yang berbahaya. Di antaranya king kobra, kobra penyembur, ular hijau ekor merah, ular weling (lipi poleng), ular laut, dan ular picung.
Sebut Indra karakteristik ular di darat ternyata jauh lebih berbahaya daripada ular laut. Dari cara mengigitnya, ular darat terlebih dahulu memasukkan dulu racun ke dalam tubuh mangsanya.
Setelah dipatuk, mangsa dibiarkan lepas oleh ular tersebut, hingga mati. Setelah itu, ular akan mencari dan menyantap mangsanya dari bau bangkainya.
Begitu pula ular darat yang suka melilitkan pada tubuh mangsa. Mangsa dibiarkan mati lemas dalam jangka waktu tertentu, baru setelah itu ditelan.
Berbeda dengan jenis ular laut. Ular laut begitu menggigit, mangasanya seketika mati dalam hitungan detik.
Kata Indra, racun bisa ular laut lebih kuat daripada racun bisa ular kobra.
Ular laut menyukai tinggal di lubang karang dan celah bebatuan. Mereka terkadang bertelur di sana. Awalnya, jenis ular laut ini akan diam bila dipegang.
"Tapi kita tidak tahu karakteristik ular. Bila ia mulai terusik karena sering dimainin, bisa saja ia akan menggigit. Ular laut yang kecil juga sama bahayanya," tegas Indra.
Motif ular laut yang paling berbahaya adalah bercorak belang hitam dan abu-abu. Ular ini tinggal hampir di seluruh pantai di Bali yang ada karang dan bebatuan. Seperti, pantai Nusa Dua, Pantai Sanur, dan lainnya.
"Bila menemukan ular bermotif itu di pantai, lebih baik orangtua menghindarkan anak-anaknya di kawasan itu demi keselamatan," ujarnya. (*)