Eksekusi Mati Terpidana di Bali
Pemindahan Duo Bali Nine Lewat Jalur Khusus
Gm Bandara Ngurah Rai, Herry AY Sikado mengatakan, kedua napi dan tim pengawalan akan dilewatkan jalur khusus dan langsung menuju ke pesawat.
Laporan Wartawan Tribun Bali, Edi Suwiknyo, Manik Priyo Parbowo, Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai siap untuk memfasilitasi proses pemindahan kedua napi lewat jalur udara.
General Manager Bandara Ngurah Rai, Herry AY Sikado mengatakan, kedua napi dan tim pengawalan akan dilewatkan jalur khusus dan langsung menuju ke pesawat.
“Sesuai pengalaman sebelumnya saat memindahkan trio Bom Bali, paling tidak kami diberitahu sehari sebelum pemindahan. Kami memang dilibatkan dalam rapat koordinasi tentang pemindahan itu, tapi sampai hari ini (kemarin, red) kami belum diberitahu kapan akan dibawa,” kata Herry Sikado, Jumat (13/2/2015), di kantornya di Bandara Ngurah Rai.
“Tentu, mereka tidak akan kami lewatkan terminal keberangkatan umum. Nanti, orang-orang bisa takut melihat para pengawal yang membawa senjata api laras panjang,” imbuh Herry.
Kemarin, untuk kesekian kali, keluarga Myuran menjenguk kedua terpidana mati itu di Lembaga Permasyarakatan (LP) Kerobokan Denpasar. Tangis ibunda Myuran, Raji Sukumaran, langsung pecah ketika ia tiba di depan LP pada Jumat (13/2/2015) pagi. Kepada para wartawan, Raji meluapkan emosinya.
“Saya tak mengerti kenapa pemerintah Indonesia ingin membunuh anak saya yang sudah banyak berubah,” kata Raji sambil menangis tersedu, yang kemudian dipeluk oleh adik Myuran, yakni Chintu Sukumaran.
Selain keluarga Myuran Sukumaran, terlihat beberapa keluarga Andrew Chan juga mengunjungi LP Kerobokan, yaitu ibu, ayah dan kakak Andrew Chan. Juga ada beberapa pengunjung lain yang diketahui berasal dari persekutuan gereja.(*)