Pis Rejuna, Uang Gepeng Bali Pemikat Wanita
Cerita dari orang-orang yang memiliki uang Rejuna, memang sudah banyak yang terbukti jika uang ini bisa menarik dan mempermudah mendapatkan wanita.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: gunawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Menurut cerita masyarakat di Bali, Pis(uang) Rejuna (Arjuna), dipercaya sebagai uang yang mampu mengait banyak wanita.
Siapapun yang memilikinya, khususnya kaum Adam (Lelaki), maka bersiaplah para wanita akan bertekuk lutut pada Anda. Namun benarkah?
Seorang kolektor uang bertuah asal Ubud, I Dewa Nyoman Putra Harthawan menjelaskan hal tersebut pada Tribun Bali mengenai benar tidaknya uang Rejuna bisa menarik dan mempermudah mendapatkan perempuan.
Putra menjelaskan, menurut cerita dari orang-orang yang memiliki uang Rejuna ini padanya, memang sudah banyak yang terbukti jika uang ini bisa menarik dan mempermudah mendapatkan wanita.
“Memang, dari pengalaman saya banyak yang bilang begitu ke saya” ungkap lelaki Asal Desa Peliatan Ubud ini kepada Tribun Bali.
I Dewa Nyoman Putra Harthawan menunjukkan Pis bolong (uang Kepeng) Arjuna (Rejuna) dan bima yang dipajang di museum Bali, Denpasar, Senin (11/5/2015).
Lanjut Putra, sebenarnya bukan serta merta bisa menarik perempuan. Rejuna dalam tokoh pewayangan digambarkan seorang yang memiliki kecerdasan yang sangat tinggi. Sehingga, dari kecerdasan itulah ia dikagumi banyak perempuan.
“Begitupula dengan uang gepeng Rejuna, itu hanya sebagai sarana yang mempermudah. Siapa saja yang memiliki, akan dipermudah, hanya dipermudah dalam hal kecerdasan” jelas lelaki berusia 44 tahun ini ditemui Tribun Bali di Museum Bali, Denpasar Senin, (11/5/2015).
Putra juga menjelaskan sedikit sejarah mengenai uang gepeng yang bertuah.
Kegunaan uang gepeng ini sesuai dengan gambar dan memiliki tujuan-tujuan sesuai dengan apa yang diinginkan si pembuat pada zamannya.
Disamping uang gepeng yang ada gambarnya, ia juga menjelaskan ada uang yang dibuat pada masa kerajaan.
“Apa yang kita kenal sebagai uang bergambar seperti uang kuda, uang gajah itu sebetulnya dari zaman-zaman kerajaan” ungkapnya.
Zaman Majapahit, kata Putra, pada waktu itu fokus pada gambar orang-orang tertetu yakni wajah-wajah orang primitif.
Kemudian, karena terinspirasi pada kerajaan majapahit, munculah ide dari orang-orang Bali yang punya kemampuan membuat uang pada masa itu untuk membuat sebuah uang yang mengambil gambar tokoh-tokoh pewayangan.