Young Gen
Volunteer Tak Gentar Bantu Siswa SDN 8 Songan, Meski Mobil Mogok
Setelah persiapannya kelar, panitia berangkat dengan sepuluh mobil menuju SD Negeri 8 Songan, Kayupadi Kintamani.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Aksi sosial untuk siswa Sekolah Dasar Negeri 8 Songan, Kayupadi Kintamani, Bangli, Bali dilakukan oleh karyawan swasta yang berkolaborasi dengan Komunitas Anak Alam, Kamis (8/10/2015).
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan inisiatif Ni Putu Eka Mahayani yang merasa sudah lama tak melakukan kegiatan sosial.
"Saya tergabung dalam Komunitas Anak Alam, tetapi belakangan saya jarang aktif karena sibuk kuliah dan kerja. Bulan Agustus kemarin terbesit ingin melakukan sebuah kegiatan sosial untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila," ungkap Eka Mahayani menggebu-gebu.
Ia ingin mewujudkan sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Akhirnya Eka Mahayani menghubungi beberapa rekan dekatnya, termasuk Wirya Sentanu yang sangat membantu mewujudkan kegiatan sosial ini.
"Saya mengajak sahabat dan teman-teman kantor juga. Saya bahagia sekali, ternyata teman kantor sangat antusias. Kemudian saya hubungi Komunitas Anak Alam untuk berkolaborasi," jelas Eka Mahayani yang sedang menempuh S1 Akuntansi FEB Unud.
Setelah menceritakan tentang ide kegiatan ini, Pande Putu Setiawan, pendiri Komunitas Anak Alam mendukung penuh ide Eka Mahayani dan bersedia membantu.
"Nah dari sana, Bli Pande menjelaskan kepada kami mengenai tahapan yang harus dilakukan untuk memulai aksi. Kami banyak belajar dari dia," tutur Eka Mahayani serambi minum kopi siang itu.
Setelah persiapannya kelar, panitia berangkat dengan sepuluh mobil menuju SD Negeri 8 Songan, Kayupadi Kintamani.
Volunteer komunitas anak alam datang dari Denpasar, Negara, Buleleng, Gianyar, Bangli, siswa siswi SMA, BEM kampus dan karyawan.
Seperti yang telah dijelaskan saat rapat bersama Komunitas Anak Alam, para volunteer diberikan informasi bahwa jalan yang dilalui terjal dan berliku tajam.
Sayangnya Eka Mahayani sebagai penggagas kegiatan ini tak bisa ikut serta karena dalam suasana duka, neneknya meninggal lima hari sebelum kegiatan ini.
Ni Kadek Yoni Cahyani, salah satu panitia yang juga tangan kanan Eka Mahayani mengatakan, yang paling berat itu saat membawa sumbangan yang harus dibagikan kepada siswa SD Negeri 8 Songan.
Jalan yang harus dilalui berbatu dan berpasir.
Kiri kanan jurang dan berliku tajam.
Pertengahan jalan, ada satu mobil yang tak bisa naik. Akhirnya mobil yang sampai di lokasi lebih dulu, bolak-balik untuk mengangkut barang yang terjebak di belakang mobil yang mogok. Apalagi saat itu membawa susu segar, takutnya tak bisa bertahan lama," ungkap Yoni sambil tertawa heran, mengingat perjuangan para volunteer yang luar biasa.
Beberapa barang yang diberikan untuk siswa SD Negeri 8 Songan itu berupa sepatu, seragam sekolah, buku dan alat tulis, buku cerita, dan susu segar.
"Semua kami dapat berdasarkan sumbangan. Ada juga yang menyumbang dari Belitung dan Jakarta. Saya sangat terharu," jelas Yoni, lulusan Politeknik Negeri Bali ini.
Kegiatan lainnya juga dilakukan kuis dan bernyanyi bersama.
"Meskipun saat itu hari Minggu (4/10/2015), tapi semangat kepala sekolah, guru dan murid tak pupus untuk menerima kedatangan kami saat itu," imbuh Yoni dengan suara penuh semangat.
Ia menggambarkan sekolah dengan lima ruangan itu, hanya dua ruangan yang bisa terpakai, sisanya masih dalam perbaikan.
Siswa-siswinya juga banyak yang tak punya seragam.
"Ada seorang siswi yang memakai rok SMP warna biru, kasihan mereka," tutup Yoni. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/siswa-sd-negeri-3-songan_20151008_144606.jpg)