Inspirasi
Puisi Ramalan Tan Lioe Le Berdasarkan Hasil Riset dan Ciam Si
Puisi-puisi ramalan yang ditulis Tan Lioe Ie, bukanlah tulisan tanpa landasan yang jelas.
Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Irma Yudistirani
“Jadi yang tergambar dalam karya saya, pastilah yang dekat dengan keseharian saya. Puisi lahir dari sekitar kita,” imbuhnya.
Selama masa studinya di Universitas Udayana, Tan Lioe Ie tidak menempuh disiplin ilmu sastra.
Melainkan menekuni pendidikan ekonomi.
Namun, pergaulan yang intens bersama sahabat-sahabatnya di Sanggar Minum Kopi yang memancing Tan Lioe Ie untuk menulis, khususnya puisi.
“Nah, saya pernah diminta untuk menjadi juri pembanding. Padahal saya sudah bilang ke mereka kalau saya tidak ada pengalaman puisi. Katanya justru mereka perlu orang yang latarnya berbeda. Saat perlombaan baca puisi itu, terus-menerus puisi berdengung di telinga saya, hingga berhasil membuat saya larut,” kisahnya.
Tan Lioe yang pernah diundang dalam de winternachten festival, Den Haag, Belanda, merasa puisi telah menjadi medium daya ungkapnya.
“Awalnya jadi sebentuk pelampiasan diri, lama-kelamaan menjadi tergoda terus. Aneh rasanya kalau tidak menulis,” tandasnya.
Meskipun sebagian besar puisi-puisinya berangkat dari eksplorasi terhadap seni budaya Tionghoa, tetapi spiritual dan filosofi Bali juga tersirat dalam karyanya.
Menurut Tan Lioe ie, ajaran Taoism memiliki kaitan dengan keyakinan Panca Maha Butha.

Tan Lioe Ie. (Tribun Bali/ I Nyoman Mahayasa)
“Lima unsur dalam Taoism dekat dengan Panca Maha Butha, ada unsur api juga. Begitu juga halnya dengan konsep Bhuana Alit dan Bhuana Agung,” kata Tan Lioe Ie yang kerap menggarap puisi menjadi musikalisasi.
Dia bahkan telah meluncurkan album Puisi-Musik Exorcism.
Album yang diluncurkan bersama kawan-kawannya di Band Puisi Musik, Bali PM, terdiri dari sembilan komposisi sinergi puisi-musik.
Keseluruhan puisi ditulisnya langsung.
Selain itu, pada akhir 2012, Bali PM memproduksi album Kuda Putih Remastered yang berisi enam komposisi puisi-musik.
“Ya, saya awalnya memang lebih banyak berkutat di dunia musik, sebelum akhirnya ke sastra dan dunia puisi,” ujar pendiri Bali Blues Island (Komunitas Blues) itu.
Selain aktif menulis, Tan Lioe Ie kerap diundang untuk memberikan workshop maupun menjadi juri dalam berbagai perlombaan musikalisasi puisi. (*)
Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali