Pilkada Serentak di Bali
Winasa dari Balik Jeruji Punya Pengaruh Besar di Jembrana, Ini Pengakuan Koster
“Ini musuh lama yang bermain, kami tidak antisipasi sebelumnya,” kata Koster.
Penulis: Robison Gamar | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kemenangan sementara Pilkada Karangasem diraih pasangan IGA Mas Sumatri-Wayan Artha yang diusung Nasdem, Hanura dan PKPI.
Mengenai status I Gusti Ayu Mas Sumatri, Ketua DPD PDIP Bali, I Wayan Koster mengatakan walau menang, mantan kader PDIP yang sudah dipecat ini tidak akan dikembalikan statusnya.
Keputusan itu tidak akan berubah hanya karena Sumatri menang.
Pemecatan hanya bisa dicabut melalui kongres partai.
“Pemecatan Sumatri hanya bisa dibatalkan melalui proses rehabilitasi di forum kongres. Jika yang bersangkutan mau, proses tersebut bisa diakukan pada tahun 2020,” kata Koster, Kamis (10/12/2015).
Sementara itu kemenangan calon usungan PDIP di Kabuten Badung menjadi nilai plus bagi PDIP.
Sebab, kursi kepala daerah Badung dalam 10 tahun terakhir lepas dari PDIP, apalagi Badung merupakan barometer perekonomian Bali.
Sedangkan hasil Pilkada di Jembrana diakui Koster meleset dari target.
Walaupun menang, calon usungan PDIP Putu Artha-Kembang Hartawan sesungguhnya ditarget menang 89 persen tapi kenyataannya perolehan suaranya jeblok, hanya meraup 60 persen.
Menurut Koster, salah satu faktor penyebabnya adalah mantan Bupati Jembrana Gede Winasa (yang kini mendekam di penjara) diduga masih punya pengaruh yang bisa menggembosi perolehan suara calon PDIP.
“Ini musuh lama yang bermain, kami tidak antisipasi sebelumnya,” kata Koster.
Berbeda halnya dengan Denpasar. Target awal meraih suara 75 persen, justru terlampaui menjadi 82 persen.
Koster menilai, adanya konflik antara Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar soal keberadaan Rumah Sakit (RS) Indra sempat dikhawatirkan akan merugikan suara calon usungan PDIP, IB Rai Dharmawijaya Mantra-IGN Jayanegara.
Apalagi, eskalasi konflik makin tinggi menjelang pencoblosan yang ditandai dengan pencabutan Peraturan Wali Kota (Perwali) Denpasar oleh Gubernur Mangku Pastika.
“Ternyata isu ini justru membuat perolehan suara calon PDIP jadi 82 persen. Pernyataan yang dilontarkan (Gubernur) justru kontraproduktif dan malah menguntungkan calon kami,” kata Koster.