Bentrokan di Lapas Kerobokan
Astaga, Modus Handuk Basah Hingga Nasi Bungkus Dipakai Kirim Sabu-sabu Dalam Lapas
Menurut pengakuan seorang petugas di Lapas Kerobokan, modus handuk basah ini telah berlangsung cukup lama di lapas tersebut.
Penulis: Aloisius H Manggol | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Selain itu, telepon seluler (ponsel) juga bisa bebas masuk lapas.
Katanya, hampir 90 persen narapidana menggunakan ponsel untuk berkomunikasi dengan pihak luar.
Untuk meloloskan ponsel ke lapas, pihak luar harus bekerjasama dengan oknum sipir yang melakukan piket.
Imbalan untuk meloloskan ponsel dua hingga tiga kali lipat dari harga ponsel tersebut di pasaran.
"Kalau harga ponsel Rp 1,5 juta ya imbalan untuk sipir Rp 3 juta," ungkapnya.
Imbalan itu dibagi rata seluruh sipir yang melakukan piket. Tiap regu piket sebanyak 14 orang.
Tak hanya ponsel, bahkan barang tajam pun dapat dipasok ke lapas tersebut.
"Samurai saja bisa dimasukan juga. Di dalam memang banyak ada senjata tajam," tandasnya.
Terkait pengakuan mantan napi dan petugas lapas tersebut, Putra Surya mengaku pihaknya belum dapat menyimpulkan dan akan mendalaminya informasi tersebut.
"Itu nanti kita akan dalami. Dari hasil pemeriksaan sementara baru kita dapatkan kalau mereka di bawah tekanan (napi). Nantilah kita sampaikan perkembangannya, ini masih dilakukan pemeriksaan," ungkap Putra Surya. (*)