Bentrokan di Lapas Kerobokan
Tak Mau Diaben, Arwah Robot Minta Dibekali Pakaian Serba Putih
Sesuai kepercayaan umat Hindu di Bali, pihak keluarga mapinunasan kepada orang pintar sebelum melakukan penguburan jenazah Robot.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Yudi mengatakan, pihak keluarga mapinunasan ke orang pintar sehari setelah kematian Robot, Jumat (18/12/2015).
Rupanya ada sejumlah permintaan yang disampaikan arwah Robot, melalui perantara sang orang pintar.
Satu di antaranya adalah ia tidak ingin diaben sampai tiga tahun ke depan.
“Iya Putu bilang tidak mau diaben dulu. Ia mengaku ingin menyembuhkan luka-lukanya. Biasa kalau orang salah pati (mati karena dibunuh atau bunuh diri), kan memang begitu rata-rata. Ada awig-awignya juga di desa kami seperti itu,” kata Yudi.
Yudi juga menceritakan, selain meminta agar tidak diaben, ada sejumlah permintaan yang disampaikan saat mapinunasan.
Robot meminta agar dibekali pakaian adat Bali serba putih, kamen endek, serta sandal jepit.
“Selain itu, Putu juga minta saput putih, baju safari putih, udeng putih, pokoknya semua serba putih. Dia juga minta agar dibekali sandal kulit dan kamen endek,” ungkap Yudi yang sedang berkumpul bersama sejumlah kerabat dan keluarga besar Robot di rumah duka.
Menurut sang paman, Made Suwenta, semasa hidup Robot pernah menjadi pegawai di Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, tepatnya pegawai honorer di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar.
Namun lantaran tidak disiplin, Robot akhirnya dipecat menjadi pegawai.
Robot masuk Lapas Kerobokan lantaran terlibat kasus pembunuhan sekitar empat tahun silam.
Ia pun kemudian tewas saat terjadinya bentrokan di dalam lapas. (*)
BERITA LAINNYA: Made Angga yang Operasi Pengangkatan Tumor Paru Seberat 1 Kg Ini Meninggal Dunia
Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali