Bentrokan di Lapas Kerobokan

Ormas di Luar Bisa Menentukan Ketua Blok di Dalam Lapas

“Mereka yang berada di luar bahkan bisa menentukan ketua blok (di dalam lapas). Jumlah petugas kami terbatas, jelas kami kewalahan."

Penulis: Aloisius H Manggol | Editor: Irma Yudistirani
Tribun Bali/I Dewa Made Satya Parama
Ratusan anggota ormas berkumpul di RSUP Sanglah setelah melihat kondisi anggotanya yang menjadi korban bentrokan Lapas Kerobokan, Kamis (17/12/2015) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pelaksana harian (Plh) Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II A Denpasar di Kerobokan, Kusbiyantoro, mengaku sebetulnya insiden bentrokan antar anggota ormas di dalam lapas sudah coba dihindari oleh pihaknya.

Sejak diketahui akan ada pelimpahan 3 tersangka kasus pembunuhan di Royal Palace Denpasar dari kepolisian ke Lapas Kerobokan, pihak lapas sebetulnya telah berusaha menolaknya.

Namun, ternyata tetap saja para tersangka itu dititipkan ke Lapas Kerobokan.

(Fakta Terbaru: Bentrok Ormas di Lapas Kerobokan Tercium Dua Hari Sebelumnya, Petugas Takut)

Kasus pembunuhan di Royal Palace itu terjadi pada 23 September 2015, dan menewaskan direktur operasionalnya.

“Sejak awal kami sudah menolak adanya pelimpahan para tersangka. Sebab kami tahu, pelimpahan tiga napi itu akan memicu konflik‎ di dalam, karena terkait dengan ormas. Di dalam blok para pelaku itu, khususnya di Blok C, ormas dan partisipannya luar biasa. Mereka bisa kuat karena dukungan dari luar,” jelas Kusbiyantoro.

“Mereka yang berada di luar bahkan bisa menentukan ketua blok (di dalam lapas). Jumlah petugas kami terbatas, jelas kami kewalahan."

Perkiraan pihak lapas benar.

Pada 17 Desember 2015 pecah keributan di dalam Lapas Kerobokan.

Saat bentrokan terjadi, petugas lapas juga tidak membawa senjata api untuk melindungi diri dan untuk pengamanan lapas.

(Contohlah Desa Adat Muncan Karangasem, Pecalang Lakukan Hal Ini Untuk Hindari Keributan)

Ini dikarenakan sejak kebakaran Lapas Kerobokan tahun 2012 yang juga menimpa gudang senjata, sekitar 30 senjata api milik lapas dititipkan di Polda Bali.

Kusbiyantoro berharap, petugas lapas kembali dilengkapi senjata api untuk perlindungan diri dan pengamanan lapas.

Ruangan di lapas untuk gudang senjata api (senpi) sudah siap. 

"Pastinya kami butuh, meskipun hanya untuk memberi tembakan peringatan," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved