Tragedi Angeline

Arist Merdeka Sirait: Film Tentang Engeline Jangan Sampai Berorientasi Bisnis

Dalam komunikasi bersama si penggagas film, diceritakan Arist, dirinya dimintai pendapat terkait kisah kasus Engeline yang akan diangkat ke layar leba

Penulis: Putu Candra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Putu Candra
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menanggapi rencana Hotma Sitompoel Cs melaporkannya ke polisi, ketika ditemui di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (27/10/2015) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengaku mengetahui rencana pembuatan film tentang Engeline.

Bahkan dirinya sempat dihubungi oleh pihak penggagas film, namun sampai saat ini ia belum pernah bertemu secara langsung.

“Iya saya mendengar dari beberapa orang (tentang pembuatan film itu), dan saya sempat dihubungi salah seorang pengagas film Engeline, tapi saya belum bertemu. Gagasan itu saya dengar sekitar dua minggu lalu,” terang Arist saat dihubungi Tribun Bali, Kamis (7/1/2016) malam.

Dalam komunikasi bersama si penggagas film, diceritakan Arist, dirinya dimintai pendapat terkait kisah kasus Engeline yang akan diangkat ke layar lebar.

Dari percakapan awal tersebut, Arist mempersilakan saja asal tujuan pembuatan film tersebut untuk membangun kesadaran publik bahwa kekerasan terhadap anak adalah kejahatan yang sangat luar biasa.

“Saya ingin sampaikan itu, apa yang terjadi dalam diri Engeline atau anak-anak Indonesia, representasinya pada kasus Engeline. Sekali lagi, saya tekankan asal tujuan film itu untuk membangun kesadaran publik, dan film itu sebagai media kampanye anti kekerasan terhadap anak. Saya mendukung sekali kalau tujuannya bukan sekadar orientasi bisnis,” jelasnya.

Baginya, untuk mengangkat ke dalam film kisah seseorang seperti Engeline, perlu persetujuan beberapa pihak, terutama orangtua kandung Engeline

Mengenai kisah kehidupan Engeline menjadi rebutan rumah produksi untuk memfilmkannya, Arist menyatakan tidak setuju karena orientasinya menjadi condong ke bisnis.

“Saya sangat setuju kalau diangkat ke layar lebar dengan tujuan membangun kesadaran publik agar kasus Engeline tidak terulang lagi. Jadi, kasus itu dipakai sebagai momentum untuk berbicara antikekerasan terhadap anak,” tegasnya.

Tetapi jika pihak rumah produksi memanfaatkan kasus Engeline bukan untuk penyadaran dan edukasi antikekerasan terhadap anak, Kommas PA mengecam keras.

“Tetapi sekali lagi kami belum diajak berdiskusi soal itu,” kata Arist Merdeka Sirait.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved