Bali Paradise

Manisnya Dodol Penglatan Singaraja, Pilih Rasa Original, Nangka, Pandan, Kacang, atau Durian?

Selain konsumen yang datang ke desa tersebut, Puspita juga mengaku memiliki outlet di Jalan Trenggana No 15, Denpasar Timur, Denpasar.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Dodol produksi Desa Penglatan, Singaraja 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sebagian besar warga Desa Penglatan, Singaraja, Buleleng, Bali, memproduksi dodol.

Produksi dodol bakal meningkat saat mendekati perayaan Hari Raya Umat Hindu.

Desa Penglatan, Singaraja bisa ditempuh melalui jalanan darat sekitar 3 jam atau berjarak 90 kilometer dari Kota Denpasar.

Bendesa Adat Penglatan, Nyoman Budarsana mengatakan, dodol bikinan Desa Penglatan berbeda dibandingkan dodol produksi di tempat lain.

Dodol produksi Desa Penglatan lebih higienis.

"Warga Desa Penglatan banyak yang memiliki home industry dodol, yang sudah didistribusikan ke seluruh Bali. Bahan-bahannya menggunakan bahan lokal dan tidak memakai bahan pengawet. Cara pengolahannya secara tradisional, tetapi mengutamakan kualitas rasa," ujarnya kepada Tribun Bali, beberapa waktu lalu.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri dari santan kelapa, tepung beras, gula pasir, gula merah, dan garam.

Proses pembuatan dodol, melalui beberapa tahapan.

Pengusaha dodol di Desa Penglatan, Putu Nira Puspita menambahkan, tahap pertama merendam beras ketan dan injin dengan air selama setengah hari atau 12 jam sampai mengembang.

Selanjutnya sore hari ditiriskan hingga keesokan harinya dan sudah siap diselip dengan tepung. “Komposisinya dodol hitam tiga banding satu. Untuk dodol warna, lima banding satu,” katanya.

Selanjutnya hasil selipan tadi dicampur dengan santan dan gula.

Proses pencampuran ini diaduk di atas wajan besar dengan api dari tungku kayu bakar selama kurang lebih 3 jam hingga mengental dan mengeras.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved