Iron Man Bali

Tak Banyak yang Tahu, Ini Secuil Kisah Perjalanan Iron Man Bali

Di Denpasar, Tawan mengaku tak mendapat kerja alias ditolak. Sebulan tanpa penghasilan, Tawan mengaku bertemu dengan orang yang bernasib sama

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
kompas.com
I Wayan Sumardana (31) alias Sutawan, pria asal Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, yang berhasil membuat tangan robot untuk membantunya bekerja sehari-hari sebagai tukang las. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Penuh lika-liku dan serba kekurangan.

Usahanya pun diwarnai banyak kegagalan.

(Sedih, Tangan Robot Iron Man Bali Rusak Kena Hujan, Padahal)

Namun warga Banjar Tauman, Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Karangasem, ini tetap merasa bahagia.

(Tawaran Riset Bahkan Hak Paten Datang untuk Tangan Robotik Iron Man Bali)

Segala rintangan dan kegagalan usaha dalam hidupnya itu telah dilalui oleh I Wayan Sumardana alias Sutawan alias Tawan saat masih bujang dan saat menikah.

Beberapa kegagalan usaha itu dialaminua sejak tamat STM Rekayasa Denpasar, Bali.

Mulai dari usaha  ternak bebek, kambing, hingga membuat usaha perbaikan elektronik di sekitar kediamannya. Semuanya gulung tikar.

“Saat sekolah di Denpasar, saya malas sekali. Jadi, wajar kalau usaha saya gagal terus alias bangkrut. Tapi kegagalan itu saya jadikan pembelajaran untuk membangun keluarga,” jelas Tawan sembari tertawa, Sabtu (23/1/2016).

(Iron Man Bali Dipuji dan Digunjingkan, “Mereka Iri Melihat Karya Tawan Sebagus Ini’)

Dengan raut wajah lesu, Tawan mencoba mengingat kembali perjalanan hidupnya sejak masih remaja.

Usai tamat sekolah tahun 2002, Tawan mengadu nasib sebagai buruh pembuat kandang.

Setelah memiliki modal, pria tiga anak ini beralih profesi menjadi peternak bebek dan kambing.

Alhasil, modal yang didapatnya dari upah sebagai tukang pembuat kandang habis karena usahanya bangkrut.

Namun, kegagalan itu tak membuatnya putus asa.

Dibayangi dengan kegagalan, Sutawan mengaku nekat.

Tahun 2005, pria kelahiran Nyuh Tebel ini menikahi Ni Nengah Sudiartini yang dikenalnya sejak duduk di bangku SMP.

Setelah menikah, lanjutnya, bersama sang istri membangun usaha elektronik. Hanya bertahan beberapa tahun, usaha elektronik itu gulung tikar.

Saat itu, pasangan Ni Nengah Sudiartini dan I Wayan Sumardana baru dikarunia satu orang anak, I Made Astro Bintang Putra.

Lantaran tak ingin hidup sang anak serba kekurangan, Tawan akhirnya merantau ke Denpasar.

Di Denpasar, Tawan mengaku tak mendapat kerja alias ditolak.

Sebulan tanpa penghasilan, Tawan mengaku bertemu dengan orang yang bernasib sama dengannya di sebuah pura.

“Cuma orangnya kaya. Terus saya diajak berbisnis emas di Denpasar. Per hari hanya dapat gaji Rp 25 ribu. Sekitar 6 bulan saya ikut dengannya,” jelas Tawan.

Lantaran kangen dengan sang anak dan istri, Tawan akhirnya kembali ke kampung halaman.

Sebelum bekerja sebagai tukang las, Tawan mengaku sempat menjadi guru di SMK Manggis, hanya saja tak mendapat gaji.

Setelah itu ia mengembara ke Nusa Penida sebagai buruh PLN.

“Saat jadi buruh PLN, pernah kesetrum listrik sampai tak sadarkan diri. Saya berhenti dan pulang ke kampung halaman. Anak saya yang pertama sampai nggak ingat  saya. Mungkin karena terlalu lama merantau,” terangnya.

Dengan keberanian yang cukup besar, suami Sudiartini ini membuka usaha bengkel las.

Lantaran penghasilan dianggap kurang cukup per harinya, Tawan akhirnya membeli barang bekas warga.

Sembari bekerja, Tawan merakit alat-alat yang dibutuhkan warga setempat.

“Alat yang saya buat pertama adalah penggilingan jagung. Sampai sekarang masih digunakan warga. Setelah tangan saya lumpuh, baru menemukan  ide merancang robot untuk bekerja,” ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved