Agar Tak Kalah Bersaing Hadapi MEA, Krama Bali Harus Tahu Menjawab Ini

Krama Bali agar tidak terbuai dengan kenyamanan yang dirasakan saat ini karena daerah lain terus bergerak dengan berbagai inovasinya.

Istimewa
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Made Mangku Pastika tak bosan bosannya membakar semangat masyarakat Bali, khususnya generasi muda untuk meningkatkan kualitas diri agar mampu memenangkan persaingan dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dia juga mengingatkan krama Bali agar tidak terbuai dengan kenyamanan yang dirasakan saat ini karena daerah lain terus bergerak dengan berbagai inovasinya.

Penegasan tersebut disampaikan Pastika saat menggelar Simakrama dengan masyarakat di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Sabtu (30/1/2016).

Lebih jauh Pastika memaparkan bahwa ciri utama pemberlakuan MEA adalah tak adanya sekat dalam pergaulan di kawasan negara-negara ASEAN, baik itu menyangkut arus manusia, barang maupun jasa.

Hal itulah yang kemudian memicu persaingan dalam memperebutkan setiap peluang.

“Tak ada lagi yang menanyakan nama, jenis kelamin, agama, warna kulit atau etnis. Hanya akan ada satu pertanyaan ‘kamu bisa apa?” ujar Pastika.

Karena itu, tak ada pilihan bagi masyarakat Bali selain terus mengisi diri agar punya keunggulan dan mampu memenangkan persaingan.

Setidaknya, kata Pastika, SDM Bali harus menguasai salah satu bahasa yang telah diakui sebagai bahasa pergaulan internasional seperti Inggris, Perancis atau Spanyol.

Penegasan ini kembali disampaikan Pastika mengingat saat ini masih ada sebagian masyarakat yang terlena dengan kenyamanan sesaat.

“Mereka merasa sudah cukup puas dengan apa yang dinikmati saat ini,” tandasnya.

Padahal, imbuh Pastika, daerah tetangga seperti Banyuwangi, NTT dan NTB tengah berbenah dan melakukan inovasi.

“Laboan Bajo sedang digarap untuk bisa menjadi Bali ke-2. Selain alam yang menawan, daerah itu juga punya komodo yang menjadi daya tarik. Lombok juga punya kawasan Mandalika yang sedang serius digarap,” ujarnya.

Bertolak dari fakta tersebut, dia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk ikut bergerak dengan inovasi yang lebih kreatif, khususnya dalam industri kepariwisataan.

“Jangan berpikir dengan diam dan merasa nyaman, kondisi kita akan tetap seperti semula. Bisa jadi, daerah lain yang sebelumnya di belakang kita akan mengejar dan akhirnya sejajar atau bahkan menyalip kita,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved