Saat Nyepi, Bali Bisa Lenyapkan 20.000 Ton Emisi CO2
Selain itu, pelaksanaan nyepi juga dikatakan bisa mengurangi efek gas metana sebagai pemicu dampak gas rumah kaca.
Penulis: A.A. Gde Putu Wahyura | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pelaksanaan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari Rabu (9/3/2016), ternyata memiliki dampak yang besar terhadap penurunan CO2 di Bali.
Bahkan untuk satu hari pelaksanaan hari raya nyepi tersebut, penurunan gas CO2 dapat mencapai 20.000 ton PPM (Part Per Million).
“Rata-rata pada saat nyepi CO2 dapat diturunkan sebanyak 20.000 ton. Dimana di hari raya nyepi itu bisa menurunkan gas karbon dioksida yang biasanya menghasilakn 20.000 ton emisi CO2 ke udara,” jelas kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali, Gede Suarjana di kantornya, Denpasar, Bali, Jumat (4/3/2016).
Selain itu, pelaksanaan nyepi juga dikatakannya bisa mengurangi efek gas metana sebagai pemicu dampak gas rumah kaca.
Dimana zat metana tersebut dapat mengakibatkan sesak nafas bagi tubuh.
“Zat-zar pemicu terjadinya gas rumah kaca juga bisa dikurangi. Dari sampah metananya bisa dikurangi,” ujarnya.
Untuk pengurangan 20.000 ton ini diantaranya dari pengurangan tenaga listrik, pengurangan dampak transportasi, pengurangan limbah, pengurangan sampah, dan pengurangan bahan bakar dan kayu bakar. (*)