Banjir di Bali

ASTAGA Hutan di DAS Ayung Hanya Tinggal 3 Persen, Menteri Hanif Atensi Banjir Telan 17 Korban Jiwa!

Curah hujan ekstrem pada 9 September mencapai 245,75 milimeter dalam sehari atau setara 121 juta meter kubik air di DAS Ayung. 

Tribun Bali/Putu Supartika
TENGGELAM - Kondisi basement Pasar Badung yang tenggelam oleh air Tukad Badung yang meluap saat banjir bandang yang melanda Bali, Rabu 10 September 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Banjir besar yang melanda Bali pada 10 September lalu, menjadi peringatan keras tentang rapuhnya daya dukung lingkungan di Pulau Dewata. 

Pemerintah Provinsi Bali bersama BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), menegaskan komitmen memperkuat langkah pencegahan serta pengawasan ketat terhadap konversi lahan yang semakin mengancam fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS). 
 
Curah hujan ekstrem pada 9 September mencapai 245,75 milimeter dalam sehari atau setara 121 juta meter kubik air di DAS Ayung. 

Bencana banjir ini menelan 17 korban jiwa dengan lima orang lainnya masih hilang. Selain menghantam pemukiman dan infrastruktur, banjir diperparah oleh timbunan sampah yang menutup aliran sungai. 

Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap 5 orang korban banjir yang masih hilang. Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian 5 Korban Banjir Bali, Ratusan Personil Dilibatkan
Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap 5 orang korban banjir yang masih hilang. Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian 5 Korban Banjir Bali, Ratusan Personil Dilibatkan (Istimewa/Humas Kantor SAR Denpasar)


 
“Dalam satu hari, 9 September lalu, turun 121 juta meter kubik air di DAS Ayung. Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman perubahan iklim bagi Bali,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, usai menghadiri rapat pembahasan tindak lanjut penanganan pasca banjir Bali, Sabtu (13/9/2025) malam di Rumah Jabatan Gubernur Bali.
 
Krisis tutupan hutan di DAS Ayung juga memperburuk kondisi perubahan lansekap di Bali. Dari total 49.500 hektare luas kawasan, hanya sekitar 1.500 hektare atau 3 persen yang masih berhutan. 

Padahal secara ekologis minimal dibutuhkan 30 persen agar ekosistem tetap berfungsi optimal. “Dari 49.500 hektare DAS Ayu, hanya 1.500 hektare atau 3 persen yang masih memiliki tutupan pohon. Padahal secara ekologis dibutuhkan minimal 30 persen,” ujar Menteri Hanif.
 
Gubernur Bali, Wayan Koster, menekankan pentingnya investigasi dari hulu hingga hilir untuk mencegah banjir berulang. 
 
“Pertemuan ini sangat penting dalam upaya pencegahan yang harus dilakukan ke depan agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Kami akan melakukan penelusuran pertama dari Tukad Badung, dari hulu sampai hilir apakah terjadi penggundulan hutan, kemudian mengurangi serapan air sehingga pada saat hujan lebat potensi banjirnya menjadi sangat besar,” tegas Gubernur Koster. 
 
Menteri Hanif, menyampaikan sejumlah arah kebijakan nasional menindaklanjuti pasca bencana banjir di Bali.

"Kita semua akan melakukan pengawasan ketat termasuk upaya untuk menghindari sejauh mungkin terjadinya konversi-konversi lahan yang tidak diperlukan, jadi kita mengharapkan tidak ada lagi konversi-konversi lahan untuk kegiatan terbangun seperti pembangunan villa, cottage dan lain sebagainya yang akan mengganggu serapan air," jelasnya.

Selain mencegah alih fungsi lahan, persoalan sampah juga menjadi sorotan serius. “Persoalan sampah harus ditangani di sumbernya. Tidak boleh lagi hanya dipindah, karena sudah memperparah bencana dengan korban jiwa,” tegas Menteri Hanif
 
Pemerintah pusat dan daerah berkomitmen memperkuat pengawasan lingkungan, rehabilitasi kawasan hulu sungai, evaluasi tata ruang, hingga penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan.

“Momentum ini harus menjadi pengingat bagaimana kita menjaga alam Bali agar tetap lestari dan tangguh menghadapi bencana,” pungkas Menteri Hanif
 
Langkah kolaboratif ini diharapkan dapat memulihkan daya dukung lingkungan Bali sekaligus meminimalisir risiko bencana serupa di masa depan.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved