Paus Sperma Terdampar di Klungkung
Ulam Agung Berkah Betara Baruna, Minyak Paus Terdampar Berkhasiat Obat
Penekun spiritual yang juga ahli Lontar asal Klungkung, Dewa Ketut Soma, menilai jika fenomena terdamparnya paus ini merupakan berkah dari Ida Betara
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Fenomena langka terdamparnya paus jenis Sperm Whale (Puas Sperma) menarik perhatian berbagai pihak.
Mengetahui fenomena itu, Bendesa Desa Pekraman Gelgel, Putu Arimbawa, langsung berkoordinasi dengan jero mangku di Pura Batu Tumpeng, Gelgel, Klungkung, Bali.
(FOTO: Paus ‘Raksasa’ Terdampar di Klungkung Dievakuasi Pakai Eskavator)
"Kita sudah berunding dengan pemangku di Pura Batu Tumpeng, beliau bilang tidak ada pawisik apa-apa terkait terdamparnya paus ini. Jadi kita akan kubur sekarang (kemarin, red), dan kita sudah siapkan tiga banten pejatian," jelas Putu Arimbawa, Senin (14/3/2016).
(Warga di Klungkung Berebut Memotong Gigi Bangkai Ikan Paus ‘Raksasa’)
Putu Arimbawa mengatakan, ini untuk kali kedua terdapat paus yang terdampar di wilayah Gelgel.
Sebelumnya, atau sekitar 20 tahun, paus juga sempat terdampar dan mati di Pantai Batu Tumpeng.
"Sudah lama sekali, paus terakhir yanh terdampar di sini sekitar 20 tahun lalu. Menurut saya ini fenomena alam biasa, dan kita kubur agar secara sekala bau bangkai paus ini tidak mengganggu lingkungan," katanya.
Sementara itu, penekun spiritual yang juga ahli Lontar asal Klungkung, Dewa Ketut Soma, menilai jika fenomena terdamparnya paus ini merupakan berkah dari Ida Betara Baruna.
“Peristiwa terdamparnya paus ini biasa disebut ulam agung. Ini merupakan pertanda berkah dari Dewa Baruna kepada warga sekitar,” ujar tokoh asal Desa Satra, Klungkung, tersebut.
Ia pun berpendapat, sebaiknya daging paus tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga.
Menurutnya, daging paus tersebut bisa dimanfaatkan untuk obat seperti obat gatal dan dan sakit perut.
"Warga bisa memanfaatkan dagingnya, dicarikan dewasa ayu dan minyaknya bisa dimanfaatkan sebagai obat. Ini tentu menjadi berkah bagi masyarakat," jelas Dewa Soma.
Namun demikian pihaknya juga menampik jika peristiwa terdamparnya paus tersebut dikaitkan dengan tanda tanda alam atau akan terjadi musibah.
"Ini peristiwa alam biasa. Jadi jangan dikait-kaitkan ke pertanda alam atau tanda-tanda musibah," tegasnya. (*)