5 Buah yang Bikin Ngiler dan Jarang Ditemukan di Bali
Lima buah yang mulai jarang ditemukan di Bali.
Penulis: Irma Yudistirani | Editor: Irma Yudistirani
Nama-nama tersebut di antaranya adalah gohok, kepa (Betawi), kupa, kupa beunyeur (Sunda), gowok, gowak, kupa, dompyong (Jawa).

Buah kaliasem. (mostlikedtags.com)
Buah Kaliasem bentuknya bulat, agak gepeng, memiliki diameter sekitar 2 sampai 3 cm, buahnya menggerombol, dengan kelopak tetap menempel di bagian ujungnya.
Warna buah Kaliasem ungu gelap dan mengkilat, serta dagingnya berwarna putih atau merah keunguan.
Bagian dagingnya banyak mengandung sari buah yang berasa masam atau asam manis agak sepat.
Di dalam buah terdapat biji berbentuk gepeng dengan kulit putih atau merah ungu.
Buah Kaliasem dapat dimakan segar, sebagai bahan rujak, atau bahan pembuatan sirup.
Pada tahun 1980 hingga awal 1990, buah Kaliasem masih sering dijumpai dijual di pasar-pasar tradisional.
Namun seiring serangan buah impor dan buah lokal yang lebih bernilai ekonomis, buah Kaliasem semakin terlupakan dan tersisihkan.
Kini buah ini sudah sangat jarang ditemukan.
3. Buah Sentul
Buah sentul atau kecapi adalah buah yang berasal dari semenanjung Malaka, dan menyebar sampai ke Indonesia.
Selain cukup sulit dijumpai di Indonesia, buah sentul juga sulit dikonsumsi, sebab kulitnya begitu keras dan sulit dibuka.
Bahkan sebagian orang sampai harus menjepitkan buah tersebut ke pintu atau membantingnya ke lantai, supaya kulit buahnya pecah dan bisa diambil daging buahnya untuk dikonsumsi.
Buah sentul memiliki nama latin Sandoricum koetjape, bentuknya pipih tapi cenderung bulat, diameter buahnya sekitar 5 cm, berwarna kuning keemasan, dan ada bulu halus yang menempel di kulit.

Buah sentul. (obatkankerotakalami.com/saidalazuana)
Untuk daging buahnya, bagian luar dagingnya berwarna merah, agak keras dan rasanya sedikit asam bila dikonsumsi.