Amokrane Sabet Tewas Ditembak di Bali
Dorrr Dorrr Dorrr, Ini Fakta Lengkap Amokrane Ditembak Mati di Pinggir Got di Berawa
Seorang petugas villa kemudian memberitahukan kepada Amok mengenai kedatangan polisi dan petugas imigrasi.
Seperti diberitakan Tribun Bali, Selasa (26/4/2016) lalu, Amok dikeluhkan sejumlah warga Berawa karena sering berbuat onar dan meresahkan masyarakat.
Makan di sejumlah restoran tak mau membayar.
Pria berbadan besar berkepala botak dengan sejumlah tatto di tubuh ini bahkan tak segan-segan mengancam membunuh warga.
Polsek Kuta Utara sudah dua kali melayangkan surat panggilan dengan ancaman dideportasi, namun tak diindahkan.
Bahkan surat panggilan terakhir pada 7 April lalu dirobek dan tak dipenuhi.
Tim gabungan dari kepolisian dan imigrasi kemudian mendatangi Amok di sebuah villa tempat ia tinggal di wilayah Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, kemarin.
Kedatangan polisi dan petugas imigrasi adalah untuk menjemput paksa Amok setelah beberapa kali mangkir dari panggilan polisi.
Tim ini terdiri dari Kapolsek Kuta Utara Kompol I Wayan Arta Ariawan, Kaur Bin Plin Kompol I Gede Mustika, Kabid Penindakan Imigrasi Bandara Ngurah Rai M Soleh, Brimob kompi II Batalion B Polda Bali dipimpin Aiptu I Made Cakra, Dalmas Polda Bali dipimpin Iptu Ishak Koko Hosio, serta seorang penerjemah asal Prancis bernama Phillip.
Dengan kekuatan personel sebanyak 24 orang dari Polsek Kuta Utara dan Brimob Polda Bali bersenjata laras panjang, petugas berupaya menjemput Amok di kediamannya guna dibawa ke kantor polisi untuk meminta keterangan darinya atas ulahnya selama ini.
Sesampainya di depan villa, seorang petugas villa kemudian memberitahukan kepada Amok mengenai kedatangan polisi dan petugas imigrasi.
Tantang Polisi Menembak
Amok tak terima dengan penjemputan paksa tersebut. Ia lalu keluar dari rumahnya sambil menggenggam sebilah pisau di tangan kanannya. Dengan tampang garang, ia mencaci maki petugas yang menantinya di halaman depan villa. Nama Presiden Joko Widodo pun tak luput dari sumpah serapahnya.
Bahkan kemudian ia dengan sombongnya menantang polisi untuk menembaknya. "Shoot me, shoot me (Ayo tembak saya)!". "Let's witness if i'm gone (Lihat saja apakah saya akan mati)," tantangnya sembari merentangkan kedua tangan dan membusungkan dadanya yang besar.
“Informasi yang berhasil kita kumpulkan, dia tinggal di Indonesia kurang lebih selama dua tahun dan izin tinggalnya sudah habis sekitar tanggal 27 September 2015 lalu. Selama ini warga negara Prancis ini sering meresahkan masyarakat. Dari laporan katanya dia sering makan di restoran tapi tidak bayar, mengancam-ngancam penduduk sekitar. Lalu kejadiannya tadi kepolisian bersama dengan kantor imigrasi didampingi Konsulat Jenderal (Konjen) dari Prancis sebenarnya ingin menemui dia dan menanyakan secara baik-baik. Tetapi dia keluar sudah membawa pisau dan menantang petugas,” ujar Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto, ketika ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), Senin (2/5).
Melihat gelagat yang tidak baik tersebut, suasana pun menjadi tegang. Negosiasi pun alot dilakukan. Komunikasi dilakukan dengan bantuan seorang penerjemah berkewarganegaraan Perancis bernama Phillip. Ketika petugas kepolisian mencoba memperingatkan Amok, ia bergeming.