Ida Pedanda Gunung Wafat

Dipuput 11 Sulinggih, Ini Dudonan Palebon Pendanda Gunung yang Dikremasi di Halaman Gria

Palebon almarhum Ida Pedanda Gede Made Gunung yang dalam dudonan digelar pada 21 Juli 2016 akan dipimpin 11 sulinggih Siwa Budha.

Penulis: I Putu Darmendra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/I Putu Darmendra
Di area jaba sisi gria, pohon cempaka yang tumbuh rindang sudah ditebang, di areal ini prosesi kremasi akan berlangsung, Kamis (19/5/2016) 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR –Ida Pedanda Gede Made Gunung menghadap Sang Pencipta, Rabu (18/5/2016) pukul 04.45 Wita lalu.

Ida Pedanda menghembuskan napas terakhir di ICU Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, dalam usia 65 tahun setelah dirawat beberapa hari akibat stroke.

(Minta Tanpa Bade, Wasiat Ida Pedanda Gunung: ‘Kalau Aji Meninggal Nanti, Tolong!’)

Palebon almarhum Ida Pedanda Gede Made Gunung yang dalam dudonan digelar pada 21 Juli 2016 akan dipimpin 11 sulinggih Siwa Budha.

(Candaan Terakhir Ida Pedanda Gunung Dikenang Mantan Bupati Anak Agung Gde Agung)

Ida Pedanda Gede Kemenuh dari Gria Sembung, Badung mendapat kepercayaan sebagai pengerajeg (pimpinan) upacara.

"Sebelas sulinggih Siwa Budha akan muput pelebon aji. Ada dari Karangsem, Buleleng dan Badung. Rata-rata yang muput nanti adalah sulinggih yang lebih senior dari aji," kata Ida Bagus Made Purwita Suamem, putra kedua mendiang Ida Pedanda Gede Made Gunung, Kamis (19/5/2016).

Calon penerus generasi kesulinggihan di Gria Gede Purnawati Kemenuh, Banjar Tengah, Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali ini mengatakan, ada beberapa tahapan prosesi yang akan digelar sebelum mendiang Pendanda Gunung dikremasi di halaman gria.

"Tanggal 5 Juni 2016, layon Ida Pedanda Gunung mesiram atau mesuci pukul 14.00 Wita. Tanggal 19 Juni ayaban purnama, 4 Juli ayaban tilem, 19 Juli ayaban purnama, 20 Juli munggah pelebon dan 21 Juli puncak pelebon," paparnya.

Setelah layon dikremasi di pebasmian, keesokan harinya pada 22 Juli akan digelar penyupitan atau pengiriman abu ke segara Saba, Blahbatuh.

Demikian rangkaian prosesi pelebon sederhana sang wiku pencetus konsep dharma wacana, ini. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved