Rabies Makan Korban
Ganas, Anjing Rabies Membabi Buta Gigit dan Seret Pria Renta di Jatiluwih
Tiba-tiba anjing itu langsung menggigit lutut, setelah itu menggigit tangan kanan, dan sempat diseret ke halaman rumah sekitar dua meter
Penulis: I Made Argawa | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - I Made Tinggal (70), warga Banjar Gunung Sari Desa, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, mendapat perawatan intensif di ruangan Instalasi Rawat Darurat BRSUD Tabanan, Selasa (31/5/2016).
(Aneh, Ida Ayu Nartayadi Diduga Meninggal Suspect Rabies Tapi)
Pria paruh baya menjadi korban ke-11 dari gigitan seekor anjing positif rabies di Jatiluwih, Senin (30/5/2016).
Anak korban, I Nengah Sumidra Yasa, menyebutkan anjing yang menggigit 11 warga Desa Jatiluwih diperkirakan berwarna kuning kemerahan.
Namun Sumidra tak mengetahui pasti siapa pemilik anjing tersebut.

Korban I Made Tingga sedang mendapatkan perawatan di IRD BRSUD Tabanan setelah digigit anjing positif rabies, Selasa (31/5/2016). (Tribun Bali/I Made Argawa)
Tak ada warga yang mengaku menjadi pemiliknya.
Ia menyatakan masih banyak anjing liar di Jatiluwih, selain juga ada masyarakat yang meliarkan anjingnya.
“Anjing liar banyak, yang meliarkan anjing juga ada. Karenanya tidak bisa diidentifikasi anjing yang menggigit itu ada pemiliknya atau tidak,” ujarnya saat ditemui di BRSUD Tabanan, kemarin.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tabanan, dari 11 orang korban empat di antaranya berasal dari Banjar Jatiluwih yaitu Ni Nengah Wastini (54), Ni Nengah Darmawanti (45), Ni Wayan Catur (64), dan Ni Wayan Manik (26).
Sedang tujuh korban lainnya berasal dari Banjar Gunung Sari Desa yaitu I Made Murdiana (32), Ni Ketut Rakin (59), Ni Ayu Pujianta (43), I Made Budiastra (54), I Kadek Mardikayasa (50), Ni Made Suratni (69), dan terakhir I Made Tinggal (70).
Empat korban sudah mendapatkan Serum Anti Rabies (SAR) setelah direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan karena mengalami gigitan berisiko.
Mereka adalah I Made Murdiana, I Made Tinggal, Ni Ketut Rakin, dan I Kadek Mardikayasa.
Selebihnya, masing-masing mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, memaparkan setelah mendapatkan laporan mengenai adanya gigitan anjing positif rabies berisiko, pihak Dinas Kesehatan Tabanan langsung berkoordinasi ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk meminta SAR.
"Kalau stok VAR kami punya tetapi SAR biasanya disediakan provinsi," ujarnya.