Rabies Makan Korban

Pemilik dan Anjing Difoto Bersama, Desa Jatiluwih Tabanan Memerangi Rabies

Dalam waktu tiga jam dari Pukul 09.00 wita hingga pukul 11.00 wita, 102 anjing liar maupun diliarkan pemiliknya berhasil dieliminasi.

Penulis: I Made Argawa | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/I Made Argawa
Eleminasi massal di Desa Jatiluwih, Kecamatan Marga, Rabu (1/6/2016). Tiga jam eleminasi berhasil didapatkan 102 ekor anjing liar dan diliarkan warga. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Dengan adanya korban gigitan yang mencapai 11 orang di Desa Jatiluwih, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali oleh seekor anjing yang positif rabies, pada Rabu (1/6/2016) dilakukan eleminasi.

Eleminasi tersebut dilakukan secara massal oleh perangkat desa dibantu oleh UPTD Dinas Peternakan Kecamatan Marg.

Dalam waktu tiga jam dari Pukul 09.00 wita hingga pukul 11.00 wita, 102 anjing liar maupun diliarkan pemiliknya berhasil dieliminasi.

Perbekel Desa Jatiluwih I Made Kartika menyampaikan pihaknya bersama dengan warga telah membuat kesepakatan terkait dengan rabies dan menghasilkan dua hal yang disetujui beberapa waktu lalu.

Di antaranya,  jika terdapat anjing dari seorang warga menggigit orang maka segala pembiayaan ditanggung pemilik anjing, jika hingga meninggal tidak sampai ke upacara pengabenan.

Hal kedua seluruh warga harus mengisi blangko yang dibuat dari desa agar pemilik dan anjingnya difoto agar lebih mudah mendeteksi antara anjing liar dan anjing peliharaan.

Langkah itu diambil agar dapat  meningkatkan  kewaspadaan dari seluruh warga karena Desa Jatiluwih merupakan daerah pariwisata, jadi segala tindakan keamanan serta antisipasi dan solusi tentang banyaknya anjing liar harus cepat diselesaikan.

"Kita sudah buat kesepakatan dan sudah disebar ke delapan dusun," ujarnya.

Pihaknya juga mengimbau untuk mengandangkan anjing agar dirawat dengan baik.

"Kami sudah imbau agar anjing warga harus diikat tidak dilepas," jelasnya.

Selama satu minggu, pihaknya terus akan mengawasi anjing liar yang masuk ke Desa Jatiluwih.

Kalau ada anjing warga yang tidak diikat, pecalang yang ada di desa setempat boleh menembaknya.

"Seminggu ini kita masih terus diawasi, sebab masih banyak anjing liar yang bersembunyi di tegalan," tambahnya.

Kepala UPTD Dinas Peternakan Kecamatan Penebel Kristina mengatakan, sebelumnya sebulan yang lalu telah dilakukan vaksinasi anjing massal di Desa Jatiluwih.

Masih adanya anjing liar, dia mengatakan karena pihaknya tidak dapat menjangkau seluruhnya anjing yang ada, terutama yang liar atau diliarkan. 

Kristina berharap adanya koordinasi dengan pihak terkait dalam memerangi anjing rabies ini.

"Terutama kepala dusun harus aktif koordinasi sebab mereka yang mengetahui geografis daerahnya," jelasnya.

Untuk masalah kesepakatan yang dibuat oleh Desa Jatuluwih, dirinya sangat mengapresasi.

Pasalnya untuk membuat blangko dengan melampirkan foto anjing dan pemilik itu hal baru di Jatiluwih.

Dan hal itu akan disosialisasikan ke desa lain.

"Ini sangat bagus kesepakatanya dalam antisipasi adanya banyak anjing liar," jelasnya.

Dalam eliminasi ini diterjunkan anggota dari desa 40 orang yang merupakan gabungan dari pecalang dan Linmas, serta dari UPT sebanyak 8 orang dan dari kabupaten sebanyak 3 orang.

"Dalam perangi rabies ini seluruh pihak yang terkait harus bekerjasama," jelas Kristina.
Dari eleminasi selama tiga jam total 102 anjing dieleminasi di delapan dusun.

Di antaranya, Dusun Kesambi: 17 ekor,  Dusun Kesambahan Kaja : 35 ekor.

Dusn Kesambahan Kelod : 6 ekor. Dusun Jatiluwih Kawan dan Kangin total: 22 ekor. Dusun Gunung Sari Desa dan Dusun Gunung Sari : 22 ekor.

Sementara, seorang warga Banjar Kesambi, Desa Jatiluwih, I Nengah Kardiasa mengaku anyak melihat anjing liar.

Ini karena biasanya warga banyak yang membuang anjing ke jurang atau pun tegalan.

Sehingga yang belum mati akan kembali ke desa untuk mencari makan.

"Karena dibuang sembarangan, makanya banyak ada dan berkembang biak," ujarnya.

Saat ini, dirinya mengaku punya satu ekor anjing, meskipun tidak diikat, tetapi vaksinasi sudah sering dilakukan.

"Saya tidak berani ambil resiko, karena sudah banyak korban yang ada," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved