Bali Mandara Mahalango

Sanggar Teater Mini Denpasar Tampilkan "Dewa Ruci"

Drama klasik Dewa Ruci dipersembahkan oleh Sanggar Teater Mini Denpasar, di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar, Bali.

Penulis: i kadek karyasa | Editor: Kander Turnip
Tribun Bali/I Kadek Karyasa
Sanggar Teater Mini Denpasar menampilkan Drama Klasik Dewa Ruci di Art Centre, Jalan Nusa Indah, Denpasar, Bali, Sabtu (30/7/2016) malam. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Drama klasik Dewa Ruci menceritakan perjalanan Bima dalam mencari tirta amerta yang ditugaskan oleh Hyang Guru Drona sebagai guru dari Putra Pandu.

Drama Klasik ini dipersembahkan oleh Sanggar Teater Mini Denpasar, di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar, Bali, Sabtu (30/7/2016) malam.

Dikisahkan, ketika itu Hyang Guru Drona murid dari Empu Barat Waja yang dipilih oleh Raja Astina Pura menjadi guru dari anak-anak Pandawa dan Kurawa.

Karena Drona yang dibutakan oleh kekayaan dan ketamakan, akhirnya menugaskan Bima dari Pandawa mencari tirta amerta yang diutus sendiri oleh Hyang Guru Drona.

Penugasan Hyang Guru Drona ini adalah dalih Duryodana musuh Bima yang ingin membinasakan Sang Bima.

Perjalanan mencari tirta amerta bukanlah perkara mudah.

Bahaya sudah menanti, terlebih lagi letak tirta amerta itu tidak diberikan oleh Gurunya, Hyang Drona.

Dengan kepolosan dan kejujuran Sang Bima, Bima pun pergi tanpa izin kepada ibu dan saudara-saudaranya.

Setelah keberangkatan Bima mencari tirta amerta, Drona merasa menyesal karena menugaskan Bima mencari mencari tirta amerta. Kegelisahan itu berlanjut berhari-hari.

Akhirnya dengan nada menyesal Hyang Guru Drona sendiri yang memberitahukan kepada Ratu Kunti, ibu Sang Bima tentang keberangkatan Bima.

Dengan perasaan marah Ratu Kunti mengutuk perbuatan Drona yang menugaskan anaknya Bima pergi mencari tirta amerta.

Sudah 7 hari berlalu, Bima masih mengembara mencari tirta amerta, sampailah ia di hutan yang dijaga oleh dua raksasa yang maha sakti, karena keinginan Bima untuk masuk ke dalam hutan, terjadi pertempuran antara raksasa dan Bima. Pertempuran itu dimenangkan Bima.

Seketika raksasa itu berubah wujud menjadi sosok yang rupawan, agung dan berwibawa.

Sosok itu adalah Dewa Indra dan Dewa Bayu. Karena melakukan kesalahan Dewa Indra dan Dewa Bayu dikutuk Dewa Siwa dan dikurung dalam tubuh raksasa tersebut.

Karena keberhasilan Sang Bima melepaskan kutukan itu, Sang Bima dianugerahi sabuk dari Dewa Bayu, dari pertemuannya dengan Dewa Indra dan Dewa Bayu Sang Bima mendapat petunjuk bahwa Tirta Amerta ada di arah selatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved