Bali Mandara Mahalango
Sanggar Teater Mini Denpasar Tampilkan "Dewa Ruci"
Drama klasik Dewa Ruci dipersembahkan oleh Sanggar Teater Mini Denpasar, di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar, Bali.
Penulis: i kadek karyasa | Editor: Kander Turnip
Dengan petunjuk Dewa, Bima terus pergi ke selatan, dan berjumpa dengan naga.
Karena perjalanannya dihalangi naga tersebut, Bima pun marah dan terjadilah pertempuran maha dasyat.
Dengan kesaktian, Bima mengalahkan naga tersebut. Naga tersebut kemudian menjelma menjadi bidadari yang cantik rupawan, sangat elok, yang bernama Dewi Maheswari.
Karena melakukan kesalahannya, dewa Siwa mengutuk dan mengurung Dewi Maheswari dalam tubuh berwujud naga.
Dewi Maheswari juga memberikan anugerah berupa kalung ke Bima. Dewi Maheswari tahu apa yang menjadi kesulitan Bima mencari tirta amerta tersebut. Diberikanlah petunjuk kepada Bima bahwa tirta amerta ada di tengah samudera pantai selatan.
Singkat cerita, Bima sampai di tengah samudra pantai selatan. Dengan keteguhan hati, Bima bertemu dengan Dewa Samudra, yang tidak lain adalah Dewa Ruci.
Bima menanyakan tentang keberadaan tirta amerta.
Dengan kepintarannya, Dewa Ruci memerintahkan Bima masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci.
Dengan kebingungan Bima mengajukan pertanyaan ke Dewa Ruci. Bagaimana wujud tirta amerta? Dewa Ruci tersenyum.
Tirta amerta adalah air kehidupan yang diciptakan oleh Hyang Widi, yang bisa dijumpai di setiap segi kehidupan.
Jadi Tirta Amerta itu sesungguhnya adalah Tuhan Hyang Maha Esa. Jangan jauh-jauh mencari Tuhan. Tuhan ada di setiap kehidupan.
Akhirnya dengan nasihat tersebut Bima sadar dan mengerti.
Semua pertanyaan telah terjawab, Bima pun berpamitan ke Dewa Ruci dan bergegas kembali ke Padepokan Guru Drona. (*)